Untuk kesekian kali Gavin melempar kuasnya ke sembarang arah. Setelah apa yang dilihatnya kemarin, Gavin nyaris tidak bisa tidur. Barangkali sampai saat ini sudah lebih dari tiga puluh enam jam ia tersadar.
Melihat Nara mengobrol serius dengan laki-laki lain membuat perasaannya terasa nyeri sekali. Terlebih, secara fisik orang tersebut tidak lebih baik darinya. Namun, apa makna penampilan fisik jika seseorang sudah jatuh cinta? Parahnya, Nara bukan jatuh cinta terhadapnya, melainkan dengan orang asing itu.
Gavin ingin marah. Namun, ia tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan amarahnya agar apa yang membuat dadanya semakin nyeri ini hilang. Melempar kuas berkali-kali bahkan ia sampai menggunting-gunting kanvas yang baru saja dilukisnya sama sekali tidak menyelesaikan masalah. Yang ada perasaannya justru semakin sesak oleh amosi yang kian meluap.