Pei Huan berkata untuk memprovokasinya lagi, "Ayah besok akan keluar dari rumah sakit, Jinrong dan aku yang akan menjemputnya. Pei Qiqi, kalau kamu ingin datang aku juga tidak akan menghalangimu."
Pei Qiqi tidak mendengarkannya lagi dan memilih untuk mematikan telepon itu.
Bus yang dia naiki tidak memiliki mesin pendingin, di dalam terasa sangat panas. Walaupun dia duduk di dekat jendela, tapi angin yang bertiup tetap terasa panas… sangat tidak nyaman.
Pei Qiqi merasa hidungnya sedikit gatal, kepalanya juga sedikit pusing.
Bus itu berhenti di halte bus dekat Xiacheng. Awalnya dia ingin pergi ke KFC di seberang jalan untuk berganti baju dulu, tapi karena kepalanya sangat pusing dan kakinya juga sangat sakit, akhirnya dia masuk ke sebuah toilet umum…
Saat dia keluar, langit sudah semakin gelap, dan cahaya lampu terlihat remang-remang.
Dia merasa sangat lelah.
Dia bahkan tiba-tiba punya pikiran untuk menyerah.
Mungkin saja dengan kebaikan hati Tang Yu, dia bisa mendapatkan lebih banyak dan membuatnya tidak harus berjuang dalam waktu lama.
Tapi pikiran itu hanya sekelebat saja hadi di benaknya, dia lalu memberitahu dirinya sendiri, dia adalah Pei Qiqi, dia hanya bersedia mengorbankan dirinya demi Pei Minghe dan tidak akan menjual dirinya sekali lagi untuk hal lainnya…
Saat Pei Qiqi sedang tenggelam dalam pikirannya, tiba-tiba di depannya muncul seorang pria yang buruk rupa dengan giginya yang kuning, pria itu berjalan sempoyongan, "Adik, mau tidak menemani paman pergi bermain sebentar?"
Pei Qiqi terkejut setengah mati…
Kemudian wajah pria yang mengerikan itu mendekatinya, dia bahkan bisa mencium napas orang itu yang bau sekali.
Pei Qiqi refleks menamparnya dan menarik tasnya lalu berlari sekuat tenaga.
Setelah kurang lebih berlari sejauh 100 meter, pria bergigi kuning itu tidak mengejarnya. Pei Qiqi pun menoleh…
Dia melihat kalau pria gelandangan dengan baju kotor itu sedang menghadap ke arahnya dan melakukan gerakan tidak senonoh. Pei Qiqi nyaris mau muntah, dia muntah kering sejenak lalu segera melanjutkan larinya masuk ke pintu Xiacheng.
Tubuhnya penuh dengan keringat dingin karena ketakutan, dia menutup pintu perlahan dan melihat Tang Yu sedang duduk di sofa…
Pei Qiqi masih terengah-engah dengan posisi membelakangi pintu, saati ini dia terlihat benar-benar putus asa…
Tang Yu mengangkat wajahnya dan mengerutkan kening, kemudian dia menghampiri Pei Qiqi dan mengulurkan tangan menyentuh keningnya.
Pei Qiqi seperti terkena benda panas, dia nyaris melompat karena kaget, suaranya terdengar histeris, "Jangan sentuh aku!"
Kerutan kening Tang Yu semakin dalam, dia maju selangkah dan memeluk Pei Qiqi.
Pei Qiqi menggantungkan dagunya ke bahu pria tersebut, dia merasa sedikit tenang…
Tangan besar Tang Yu menepuk-nepuk punggungnya lembut dan bertanya, "Ada apa?"
Tubuh mereka saling menempel, Tang Yu merasa tubuh Pei Qiqi sedikit panas… kemudian dia melihat wajah kecil gadis tersebut yang terlihat merah tidak wajar.
Pei Qiqi mendongak menatapnya, beberapa saat kemudian dia baru berkata pelan, "Bertemu orang cabul."
Tang Yu tidak bertanya lagi, dia hanya memeluknya kemudian menggendongnya ke kamar mandi. Dia menggunakan satu tangannya menggendong Pei Qiqi dan tangan satunya menyalakan air hangat di bak mandi.
Saat jarinya sampai ke kancing baju Pei Qiqi, tangan kecil Pei Qiqi langsung menahan tangan besarnya tanpa suara…
"Apa aku cabul?" Tang Yu tidak menyingkirkan tangannya, dia malah bertanya dengan dahi berkerut.
Tangan kecil Pei Qiqi memegang kerah bajunya, matanya yang bercahaya dan bisa menggetarkan orang itu menatapnya begitu saja.
Tang Yu menyingkirkan tangan kecilnya, kemudian membantunya melepaskan kancing baju Pei Qiqi.
"Aku lakukan sendiri saja." Dia berkata sambil menunduk, "Aku… masih belum selesai."
Tang Yu baru ingat kalau Pei Qiqi masih datang bulan, dia lalu tersenyum dan berkata, "Kalau ada masalah panggil saja aku."
Pei Qiqi mengangguk, Tang Yu pun berjalan keluar dari kamar mandi.