下載應用程式
92% Internal Zone / Chapter 46: Question Mark

章節 46: Question Mark

Thursday, 13 December 2253, 07:05:23

******

Dengan masih menyimpan berbagai pertanyaan yang belum terjawab atas apa yang terjadi, Yuri masih terbaring di atas tempat tidurnya sembari menatap langit-langit ruangannya. Yuri tidak tahu apa dengan pasti apa yang menyebabkan Lune bertindak seperti itu, bahkan sudah cukup lama Yuri tidak melihat Lune bersikap seperti itu.

"Knock, Knock ...." Pintu kamar Yuri diketuk.

"Apa kau sudah bangun, Yuri?" Tanya Charlotte.

"Knock, Knock ...." Pintu kamar Yuri diketuk kembali.

"Yuri," ucap Charlotte kembali.

Pada akhirnya Yuri bangkit dari tempat tidurnya untuk menuju ke arah pintu kamarnya. Namun, tanpa diduga pintu yang sudah diberikan pengaman dengan menggunakan sistem password tersebut terbuka.

"Huhh," gumam Yuri terkejut sembari menatap ke arah pintu ruangannya.

Terlihat dua orang wanita sedang beradu pendapat akan tindakan yang baru saja dilakukan didepan ruangan Yuri. Dengan masih memegang gagang pintu ruangannya, Yuri tidak dapat berkata apa-apa lagi dengan tingkah laku yang tidak penting untuk terjadi tersebut.

"Aku tidak perlu bantuanmu, Lune," ucap Charlotte dengan nada sedikit kesal.

"Seharusnya kau berterima kasih padaku, sampai kapan kau akan mengetuk pintu yang mungkin tidak akan terbuka dengan sendirinya apabila tidak melakukan cara seperti ini," balas Lune.

"Tapi ... ini melanggar privasi Yu---" ucap Charlotte tidak dapat menyelesaikan perkataannya karena Lune menaruh telapak tangan kanannya dihadapan Charlotte untuk menandakan Charlotte berhenti berbicara.

"Sudah, jangan terlalu banyak bicara lagi," balas Lune sembari melangkahkan kaki masuk ke ruangan Yuri.

"Kau ini sungguh keterlaluan, Lune. Aku saja yang baru menjadi kekasihnya tidak pernah sampai melakukan hal-hal yang memalukan seperti ini," gumam Charlotte sembari menatap Lune yang telah berada tidak jauh dari hadapan Yuri.

Pagi yang menyapa baru saja dimulai dari munculnya dua wanita yang memiliki karakter berbeda, meskipun pada dasarnya Yuri tidak perlu repot mencari Lune untuk menyelesaikan perbincangan mereka tadi malam yang masih menyimpan begitu banyak pertanyaan. Dimana, Yuri beranggapan bahwa jawaban-jawaban yang diberikan Lune tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya.

"Apa kau mau tetap duduk di tempat tidur, Yuri?" Tanya Lune.

"Maaf, Yuri. Aku tidak bermaksud sampai seperti ini," ucap Charlotte yang telah berada dibelakang Lune.

"Huuhhhh ...." Yuri hanya bisa menghela nafasnya sembari menundukkan kepalanya melihat apa yang terjadi di depan matanya.

"Apa kejadian tadi malam sungguh tidak ada artinya bagimu, Lune. Dengan melihat sikapmu pagi ini, apa kau tidak melupakan apa yang seharusnya kau katakan kepadaku," gumam Yuri sembari menatap ke arah Lune.

Meskipun Lune menyadari akan tatapan mata Yuri tersebut, Lune tidak sama sekali merasa ada hutang di antara mereka dan bersikap seperti biasa dengan ekspresi dinginnya tersebut. Lambat laun, akhirnya Yuri mengalihkan perhatiannya kepada Charlotte.

"Ada perlu apa sebenarnya sehingga begitu terburu-buru mencari diriku, Charlotte?" Tanya Yuri.

"Maaf, sebenarnya aku ...." jawab Charlotte yang tidak meneruskan perkataannya karena pada dasarnya Charlotte hanya mengikuti Lune.

"Hmm, apa," balas Yuri penasaran.

"Sebenarnya aku tidak sengaja bertemu dengan Lune yang sedang menuju ke ruanganmu. Aku takutnya ia akan berbuat sesuatu yang menganggumu," ucap Charlotte berusaha menjelaskan.

Akhirnya Yuri mengetahui secara pasti apa yang sedang terjadi di depan matanya. Yuri juga mengetahui Lune bukan orang yang akan mundur meskipun dikejar sampai ke ujung dunia sekalipun. Namun, Yuri harus punya rencana matang agar Lune tidak mudah menebak apa yang diinginkannya, meskipun itu bukan sesuatu yang mudah.

Namun, yang membuat Yuri masih penasaran adalah mengapa hari ini Lune ingin menemuinya setelah beberapa hari tidak pernah melakukan kebiasaan paginya, selain dari kejadian tadi malam.

"Terima kasih atas usaha yang kau lakukan, Charlotte," ucap Yuri sembari bangkit tempat tidurnya.

"Tidak masalah ... tidak masalah, Yuri," balas Charlotte.

"Baiklah, kau tunggu saja diluar. Meskipun aku tidak tahu ada perlu apa kau mencariku, aku mau mandi terlebih dahulu," balas Yuri.

"Oke," sahut Charlotte lalu tersenyum bahagia.

Lune yang dari tadi terlihat biasa saja, semakin merasa kesal karena tidak dihiraukan oleh dua orang yang ada dihadapannya, terutama Yuri. Terlebih lagi, dengan sikap yang ditunjukkan oleh mereka yang seperti sepasang kekasih yang baru saja merajut kisah. Bagi Lune, ini terlihat sangat menjijikkan. Meskipun ada rasa sakit yang begitu kecil yang Lune rasakan dihatinya.

"Apa kalian sudah selesai bermain drama romansa pagi?" Tanya Lune yang akhirnya membuka suaranya.

"Hehh," ucap Yuri dan Charlotte terkejut dengan perkataan Lune secara bersamaan.

"Apa," balas Lune.

"B-bukan seperti i-itu, L-Lune," balas Charlotte terbata-bata.

"Ohh ... iya, aku hampir lupa. Ternyata disini masih ada satu orang lagi," ucap Yuri berpura-pura.

"Huuhh ... sudah, aku akan menunggu di luar," ucap Lune sembari menarik lengan Charlotte untuk segera keluar dari ruangan Yuri.

Tidak berapa lama pintu ruangan Yuri pun ditutup oleh Charlotte, sementara Lune menyalakan AD miliknya untuk memeriksa suatu produk yang baru saja dirilis. Sudah lama Lune menantikan produk tersebut, dan hari ini Lune ingin pergi membelinya dengan mengajak Yuri.

"Apa tidak masalah kalau aku ikut dengan kalian, Lune?" Tanya Charlotte sembari mendekat ke arah Lune.

"Ya," balas Lune singkat dengan terburu-buru menutup AD miliknya.

"Ada apa dengan Lune, apa ada sesuatu yang tidak ingin aku ketahui," gumam Charlotte penasaran.

"Kalau begitu, terima kasih banyak, Lune," jawab Charlotte.

Setelah memeriksa produk yang diinginkan oleh Lune, ada sebuah pesan masuk. Namun, dikarenakan Charlotte mulai mendekati Lune dan bertanya kepadanya maka pesan tersebut belum dibaca seluruhnya.

"Setelah pulang saja baru aku akan memeriksa pesan masuk itu kembali," gumam Lune sembari memulai langkah kakinya untuk pergi dari depan ruangan Yuri.

"Tunggu dulu, Lune. Mau kemana dirimu? Apa kau tidak menunggu Yuri terlebih dahulu?" Tanya Charlotte.

"Apa kau ingin dipandang sebagai wanita murahan yang dapat menunggu seorang laki-laki didepan pintunya, meski apabila kau adalah kekasihnya ... tidak mungkin bukan kau akan men---" ucap Lune tidak dapat menyelesaikan perkataannya karena melihat ekspresi Charlotte yang seakan baru menyadari perkataannya.

"Aku tidak mungkin seperti itu, Lune," balas Charlotte sedikit agak kesal sembari melangkahkan kakinya dan melewati Lune.

"Lune jahat," gumam Charlotte yang telah pergi meninggalkan Lune.

"Wanita satu ini ...." gumam Lune tersenyum kecil.

******

Suasana di tempat penampungan selalu terlihat sibuk dan ramai seperti biasa. Namun, Lune telah meminta izin kepada ibu angkatnya untuk pergi ke Zona Hijau terkait dengan produk yang baru saja dirilis tersebut. Hal ini dikarenakan, peluncuran produk tersebut hanya terbatas pada beberapa zona saja.

"Akhirnya kau muncul juga, apa urusanmu di pagi hari selalu lama dibandingkan dengan seorang wanita yang sedang menata make up-nya untuk fashion show," ucap Lune ketus.

"Maaf," balas Yuri singkat.

"Apa kau tidak ada kata-kata yang lebih nyaman untuk di dengar, Lune," gumam Yuri.

Tidak berapa lama, Yuri pada akhirnya menghampiri Lune dan Charlotte yang telah menunggu untuk segera berangkat ke pusat Mall di Zona Hijau. Meskipun pada awalnya Yuri ingin lebih banyak membahas persoalan yang terjadi di ruangan Bram tadi malam daripada harus mengikuti keinginan Lune pergi ke Zona Hijau.

"Mudah-mudahan aku memiliki kesempatan untuk bertanya lebih rinci tentang kejadian tersebut," gumam Yuri.

"Sudah ... sudah, jangan bertengkar lagi. Lebih baik kita segera berangkat agar tidak pulang larut malam," ucap Charlotte yang datang menghampiri secara tiba-tiba sembari merangkul pergelangan tangan kiri Yuri.

"Kau tenang saja ... apabila kita pulang terlalu malam, akan aku panggil supir pribadi yang akan menjemput kita di Zona Hijau," ucap Lune sembari menahan emosinya melihat tindakan yang dilakukan oleh Charlotte.

"Selain itu ... lepaskan tanganmu dari Yuri," ucap Lune ketus sembari mengarahkan jari telunjuk kanannya ke arah Charlotte.

Perasaan yang semakin dekat, batasan antara pimpinan dan pegawai untuk sementara tidak ada, serta jalinan kasih yang disambut baik oleh Yuri memberikan kehangatan lebih bagi Charlotte. Sehingga, Charlotte terkadang tidak pernah merasa canggung atau gugup lagi apabila berada di dekat Yuri.

"Ehh ... maaf, aku hanya merasa senang saja dan tiba-tiba saja aku merasa ingin meme---" ucap Charlotte yang tidak menyelesaikan perkataannya karena merasa malu sendiri sembari melepas rangkulannya secara tiba-tiba.

"T-tapi ... sejak kapan tempat penampungan ini memiliki supir pribadi, kalau ada aku bisa pulang ke rumah untuk bertemu dengan orang tuaku," ucap Charlotte kembali.

"Itu hanya berlaku untuk internal saja, tidak untuk orang luar," balas Lune.

"Heehhhh ... apa ada peraturan seperti itu, bukannya aku juga sudah tinggal ditempat ini dan menjadi bagian dari kalian," protes Charlotte.

"Apa ada syarat atau ... kriteria yang lainnya, Lune?" Tanya Charlotte semakin penasaran.

"Lune ... Lune, tolong jawab pertanyaanku," ucap Charlotte lagi dikarenakan tidak adanya jawaban dari Lune.

"Kau ini, apa tidak bisa diam, Charlotte," ucap Lune kesal.

"Makanya ... tolong jawab pertanyaanku, sehingga aku bisa kembali dengan mudah untuk bertemu dengan orang tuaku, Lune," sahut Charlotte.

"Berisik," ketus Lune.

Yuri yang mengerti apa yang dimaksud oleh Lune tentang supir pribadi tersebut hanya bisa menundukkan kepalanya sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Di tempat penampungan ini, yang bisa dan satu-satunya memenuhi kriteria untuk menjadi supir pribadi yang dimaksud oleh Lune tidak lain adalah Bram.

"Huuhhh ... apa perjalanan ini akan baik-baik saja," gumam Yuri melihat tindakan Lune maupun Charlotte.

"Kalau kalian ingin melanjutkan pertengkaran kalian disini, silahkan. Aku akan menunggu kalian di halte bus saja," ucap Yuri yang kemudian melangkahkan kakinya untuk keluar dari tempat penampungan tersebut.

******

"Apa aku terlambat," gumam Yuri yang menghentikan langkah kakinya tidak jauh dari pintu ruangan Bram karena melihat Lune yang keluar dari ruangan Bram.

"Kau pergi saja terlebih dahulu, Susan," ucap Yuri.

"Baiklah, Kak Yuri," balas Susan.

Dua tatapan mata saling bertemu saat Susan melangkahkan kakinya untuk masuk ke ruangan Bram melewati Lune. Masih terlihat raut muka dingin Lune menatap tajam ke arah Susan yang sudah terlanjur masuk ke genggaman Lune. Sementara, Yuri hanya melihat mereka berdua dengan seksama, terlebih Lune seperti memberitahukan sesuatu kepada Susan tanpa terdengar jelas oleh Yuri.

"Apa yang dikatakan oleh Lune sehingga Susan terhenti untuk sesaat sebelum masuk ke ruangan Bram," gumam Yuri penasaran.

"Semoga Jack tidak mengalami hal-hal yang membahayakan dirinya," gumam Yuri sembari memperhatikan Lune yang semakin dekat ke arahnya.

Dengan langkah kaki yang semakin mendekat ke arah Yuri, Lune hanya memberikan senyuman kecil akan ekspresi yang ditunjukkan oleh Yuri.

"Apa kau penasaran dan ingin tahu apa yang terjadi di dalam, Yuri?" Bisik Lune ditelinga sebelah kiri Yuri.

"Apa kau benar-benar ingin memberitahukan hal tersebut kepadaku, Lune?" Yuri balik memberikan pertanyaan.

"Menurutmu?" tanya Lune.

"Apa dia ini sedang mempermainkan aku, kalau mau memberitahuku ... mengapa harus berbelit-belit seperti ini," gumam Yuri.

Yuri pada akhirnya berinisiatif untuk tidak ingin memperpanjang obrolan mereka yang tidak akan pernah menemui titik terang, dan ingin segera pergi langsung ke tempat yang menjadi pusat perhatiannya. Namun, langkah kaki Yuri tertahan dengan genggaman Lune yang mencengkeram kuat lengan Yuri.

"Mengapa kau menghentikanku apabila kau tidak ingin memberitahukan kepadaku apa yang sebenarnya terjadi di dalam," ucap Yuri yang tiba-tiba semakin kesal dengan tindakan Lune kepadanya.

"Lebih baik kau jangan per---" ucap Lune yang tidak menyelesaikan perkataannya.

"Lalu apa yang kau inginkan!!" Sahut Yuri sedikit meninggikan intonasi suaranya.

Mendengar Yuri memotong perkataannya dan berbicara dengan nada yang tinggi, cengkeraman Lune semakin kuat dan membuat suasana menjadi tidak nyaman. Meskipun Yuri tidak pernah bisa menang melawan Lune selama ini, dan memilih menghindari tindakan yang tidak diperlukan.

"Apa kau tidak bisa menentukan pilihanmu sendiri, Lune?" Tanya Yuri lebih lanjut dikarenakan tidak adanya jawaban dari Lune.

"Meskipun mereka semua bukan saudara kandung kita, apa aku tidak ingin melihat mereka berada dalam bahaya, tidak bahagia ... atau merasa sedih," ucap Yuri.

"Apa kau hanya bisa diam saja dan tidak ingin berkata apa-apa lagi, Lune," ucap Yuri kembali.

Dengan keheningan serta suasana yang semakin tidak nyaman, Yuri ingin melepaskan cengkeraman Lune dan tidak ingin membuang-buang waktu agar segera pergi menuju ke ruangan Bram yang sudah berada di depan matanya.

"Terserah kau saja, Lune. Kalau kau tidak ingin memberitahukanku, lebih ba---" ucap Yuri tidak dapat menyelesaikan perkataannya.

"Apa kau ingat pertemuan kita kembali setelah berpisah cukup lama?" Tanya Lune.

"Apa kau ingin mengulur waktu untuk mencegahku pergi ke ruangan Bram, Lune. Itu tidak akan berhasil," ucap Yuri yang telah berhasil melepaskan cengkeraman Lune.

Yuri masih memberikan kesempatan apabila Lune ingin mengatakan sesuatu terkait yang terjadi di ruangan Bram dengan belum melangkahkan kakinya, meski masih membelakangi Lune. Akan tetapi, apa yang diharapkan oleh Yuri tidak kunjung tiba.

"Apa kau ingat pertemuan kita kembali setelah berpisah cukup lama?" Tanya Lune.

"Mengapa ia masih memberikan pertanyaan yang sama, apa ada hal yang penting dan aku melupakan hal tersebut sehingga ia memberikan pertanyaan yang sama," gumam Yuri.

"Apa tidak ada pertanyaan lain yang lebih masuk akal, Lune," balas Yuri mencoba memancing reaksi Lune.

"Apa kau ingat pertemuan kita kembali setelah berpisah cukup lama?" Tanya Lune untuk ketiga kalinya.

"Terserah kau saja kalau begitu, aku tidak ing---" ucap Yuri yang tidak dapat menyelesaikan perkataannya.

Langkah kaki Yuri akhirnya terhenti dengan jatuhnya Yuri ke lantai. Dengan kondisi yang sudah terlalu larut malam, maka hanya Lune seorang yang berada di tempat tersebut. Namun, dengan posisi masih membelakangi Yuri, Lune masih berdiri dan mematung.

"Aku tidak memaksa untuk kau mengingatnya ... disamping dengan kondisi yang kau miliki saat ini, Yuri. Namun, aku juga tidak ingin ...." ucap Lune sembari menyalakan AD miliknya lalu menghubungi seseorang.

"Bagaimana situasinya saat ini?" Tanya Lune.

"Baiklah, kau lakukan saja seperti yang aku katakan melalui pesan yang aku kirim. Dan ... jangan membuat tindakan yang berlebihan," ucap Lune kembali kepada seseorang yang dihubungi olehnya.

"Baiklah, itu terserah padamu," ucap Lune lalu memutuskan saluran komunikasi mereka.

Dengan merubah kembali sistem komunikasi AD miliknya, Lune membalikkan tubuhnya dan saat ini sudah berhadapan dengan tubuh Yuri yang masih terbaring di lantai. Dengan pengawasan ketat oleh pemerintahan, Lune harus selalu waspada akan keamanan komunikasinya kepada beberapa pihak.

"Aku hanya ingin melakukan yang terbaik untukmu, Yuri. Seperti yang dikatakan oleh orang itu," gumam Lune.

"Oleh karena itu, aku juga tidak ingin tinggal diam menghadapi kenyataan yang akan terjadi nantinya," gumam Lune kembali sembari ingin meraih Yuri dengan tangan kanannya.

******

Sembari menunggu kedatangan bus, Yuri masih teringat dengan beberapa kejadian tadi malam. Namun, itu semua tidak menimbulkan rasa canggung dan tidak nyaman sedikitpun bagi Lune. Bahkan, Lune terlihat seperti Lune biasanya. Meskipun hal tersebut tidak mengherankan bagi Yuri.

"Pokoknya ... aku harus mendapatkan jawaban dari Lune hari ini," gumam Yuri yang telah duduk dikursi bus tersebut.

Tidak berapa lama, bus yang akan mengantar Yuri, Lune dan Charlotte ke pusat perbelanjaan yang ada di Zona Hijau telah tiba. "Aku harus mendapatkan jawaban mengapa aku tidak ingat bagaimana aku bisa terbangun di tempat tidurku ... dan apa yang terjadi pada Jack maupun Susan," gumam Yuri.

******

******

Wednesday, 12 December 2253, 05:33:09

******

"Dia disana, cepat kejar ... dan, jangan sampai lolos lagi kali ini," teriak salah satu pengejar ketika tidak sengaja melihat Hana yang mulai turun dari bus yang ditumpanginya.

Pelarian Hana terlihat tidak berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh Kim sebelumnya. Setelah menaiki bus di pemberhentian bus yang akan menuju Zona Hijau, Hana kehilangan kontak dengan Kim sementara beberapa orang yang terlibat dalam pengejaran tersebut berhasil mengenali Hana.

"Huuhhh ... apa mereka ini tidak mengenal kata istirahat. Dimana, Kim?" Gumam Hana bertanya pada dirinya sendiri sembari masih berusaha untuk menghubungi Kim melalui AD miliknya.

"Nomor yang Anda tuju tid---" ucap operator tidak dapat menyelesaikan perkataannya karena langsung diputuskan oleh Hana.

"Lelah sekali hari ini ... lebih baik aku istirahat sejenak sembari menunggu bus ini sampai di Zona Hijau. Urusan lainnya aku pikirkan nanti saja," ucap Hana.

Dengan stamina yang habis terkuras untuk melarikan diri dari pengejaran orang-orang yang tidak dikenalnya, selain kondisi yang tidak menguntungkan sebelumnya Hana menutup matanya untuk istirahat sejenak.


創作者的想法
Redi_Indra_Yudha Redi_Indra_Yudha

Jangan lupa untuk rate dan power stonenya agar cerita ini terus berkembang. Terima Kasih.

Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C46
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄