"Kau yakin ingin menjadi wakilku Leon?" tanya Liana.
"Ya, tentu saja." Leon menjawab dengan ekspresi yang begitu meyakinkan. "Memangnya kenapa? atau...kau meragukan aku ya?"
"B-bukan begitu!" sanggah Liana cepat. Ia menunduk dan memainkan ujung seragamnya. "Tapi...aku selalu berbuat kesalahan. Aku pasti akan memberatkan dirimu nantinya."
"Aku tak perduli mata satu," balas Leon santai. "Toh namanya sebuah tanggung jawab pasti diimbangi dengan pekerjaan yang banyak. Lagipula aku santai saja menghadapinya. Dan aku ingin membuktikan kalau kau itu bisa membungkam mulut orang-orang yang iri padamu mata satu. Jadi percaya saja."
Kini Liana dan Leon tengah berbicara berdua di luar kelas, tepatnya di samping kelas Liana.