下載應用程式
0.13% Married With My Arrogant Friend / Chapter 1: Prolog
Married With My Arrogant Friend Married With My Arrogant Friend original

Married With My Arrogant Friend

作者: Haru_lina

© WebNovel

章節 1: Prolog

Di sebuah padang rumput dengan bunga bebybreath terhampar luas. ada sepasang anak adam-hawa yang sama-sama memandang ke arah langit sore. Melihat kecantikan saat matahari terbenam, dengan semburat orange menghiasi wajah masing-masing.

Si laki-laki masih melihat ke arah langit, kemudian tanpa menoleh berbicara kepada seorang wanita yang berdiri di sampingnya.

"Matahari, awan cerah dan mendung, langit malam dan siang, bintang dan bulan yang akan kita lihat nanti masih lah sama, Queeneira. Meskipun kita berjauhan, jika memang semesta menginginkan kita bersama, maka kita akan bersama."

"Gavriel."

"Queeneira, saat ini aku tidak bisa memintamu untuk menjadi siapa-siapa untukku. Tapi, jika memang kamu bisa menungguku, aku janji akan menjadikanmu ratu dengan tahta tinggi dihatiku."

"Aku akan menunggumu."

"Jika kamu sudah memilih, maka kamu harus siap tersakiti saat menungguku. Kamu juga harus siap menungguku dengan batas waktu yang aku sendiri tidak bisa mengira."

"Aku akan tetap menantimu."

"Queeneira, jika suatu saat kamu menemukan seseorang yang membuatmu lebih bahagia. Kamu harus lepaskan rasamu untukku, aku tidak ingin kamu lebih sakit saat menungguku."

"Tidak, tidak akan."

"Kalau begitu tunggu aku, bisa kah?"

"Vergiss heute nicht, Queeneira, (Jangan lupakan hari ini, Queeneira)"

"Wird nicht, (Tidak akan)"

Deg!

Mata dengan netra coklat bening itu terbuka, saat ia terbangun dari mimpinya.

Mampi yang sering menjadi teman tidurnya, saat ia sendiri hampir melupakan kejadian 10 tahun lalu.

Berkedip pelan berharap netranya yang hampir basah kembali biasa, wanita yang tadi bermimpi itu bangun dari tidurnya dan berjalan ke arah jendela kamar untuk melihat keadaan luar sana.

Sreeek!

Membuka tirai dengan sekali hentak, wanita itu melihat halaman rumahnya dengan tatapan sendu.

Ini sudah 10 tahun, namun ia sama sekali tidak tahu kabar dari sahabat yang sangat di tunggu kepulangannya. Meskipun bisa mendengarnya dari adik sahabatnya atau juga sepupu laki-laki yang ia tunggu kepulangan. Tetap saja berbeda, jika tidak ia langsung yang mendapatkan kabar tentangnya.

Ia menatap langit kesukaan sahabatnya dengan senyum sedih.

"Aku merindukanmu," gumamnya, kemudian meninggalkan jendela tempatnya melihat langit pagi, berjalan menuju kamar mandi untuk melakukan ritual mandi dan bersiap ke kantor, usaha yang ia bangun dengan penggabungan butik milik orang tuanya.

Skip

Di sebuah gedung besar, tepatnya di sebuah butik yang masih merangkap dengan gedung studio pemotretan, ada seorang wanita muda duduk dengan peralatan tulis, serta layar laptop menyala.

Jari dengan kuteks bening itu menari lincah di atas keyboard.

Wajah cantik rupawan turunan kedua orang tuanya terlihat serius, saat ia fokus dengan apa yang sedang ia kerjakan.

Rambut yang dulu selalu ia kuncir kuda kini terurai menjuntai, menutup kening dan sesekali akan ia sampirkan di belakang telinga.

Disaat ia sedang fokus dengan pekerjaannya, ia di kagetkan dengan ketukan dari luar pintu ruangannya.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!"

Ceklek!

Seorang pegawai atau asistennya masuk dan membawa tumpukan kertas di pelukanya, membuat wanita muda itu melihatnya dengan helaan napas lelah.

"Astaga! Kapan aku istirahat," batinnya kesal.

"Bu! Ini laporan yang kemarin," lapor asistennya, sambil menyerahkan setumpuk map ke arahnya.

"Letakkan saja," sahutnya sambil merenggangkan otot lehernya yang kaku.

"Baik!"

Sang asisten meletakkan map sesuai perintah, namun menyisakan sebuah buku entah majalah atau apa, untuk dibawa pergi namun ia lebih dulu mencegahnya.

"Tunggu!"

"Ya, Bu?"

"Itu ... Apa yang kamu bawa?" tanyanya dengan penasaran, menatap cover buku itu dengan perasaan aneh dan membuat si asisten menatap majalah yang ia bawa dengan senyum terlampau lebar.

"Oh! Ini majalah dari luar negeri, Bu. Saya jadi langganan," jelas si asisten dengan mata berbinar.

"Dari luar negeri?"

"Iya! Ini loh Bu, majalah dengan cover dan wawancara pengusaha muda sukses dari keluarga konglomerat Wijaya. Gavriel Wijaya akan pulang kembali," papar si asisten semakin antusias, tanpa tahu jika ia yang mendengarnya terdiam, dengan wajah kaget dan jantung berdebar kencang.

"Gavriel Wijaya."

"Iya ... Lihat, Bu. Ya ampun, berasa mimpi kalau bisa ketemu Tuan tampan Wijaya muda."

Ia tidak mendengar sama sekali apa yang dikatakan oleh asistennya, yang saat ini ia pikirkan adalah setelah sekian tahun, kenapa melalui media ia mengetahui kepulangan sosok tersebut.

"Gavriel," batinnya menyebut nama sahabatnya dengan pikiran kosong.

Ya ... ia adalah wanita yang memimpikan seseorang di lapangan dengan bunga bebybreath terhampar luas dan ia adalah ....

"Bu, Bu Queeneira."

Queeneira Wardhana tepatnya, yang kaget saat sang asisten memanggilnya dengan raut wajah khawatir.

"Ada apa Quee?" ulangnya Formal karena kebetulan sang asisten adalah teman sekampusnya.

"Ah! Tidak ada, kamu boleh kembali bekerja," sahut dan perintah Queeneira, setelah sadar dari acara melamunnya.

"Baik, permisi."

Setelah kepergian asistennya, Queeneira kembali melamun dengan hati memanggil satu nama yaitu ...

"Gavriel, kenapa kamu jahat sekali."

Bersambung.


Load failed, please RETRY

禮物

禮品 -- 收到的禮物

    每周推薦票狀態

    Rank -- 推薦票 榜單
    Stone -- 推薦票

    批量訂閱

    目錄

    顯示選項

    背景

    EoMt的

    大小

    章評

    寫檢討 閱讀狀態: C1
    無法發佈。請再試一次
    • 寫作品質
    • 更新的穩定性
    • 故事發展
    • 人物形象設計
    • 世界背景

    總分 0.0

    評論發佈成功! 閱讀更多評論
    用推薦票投票
    Rank NO.-- 推薦票榜
    Stone -- 推薦票
    舉報不當內容
    錯誤提示

    舉報暴力內容

    段落註釋

    登錄