"Sudahlah jangan bicara lagi,bahkan dia mengabaikan ibunya atau jangan-jangan...ibunya yang menyuruh?"Mengran menyambung cibiran untuk mengarahkan serangan pada Mo Yan
Mata Mo Yan membesar mendengar ucapannya,ia tidak tahan lagi,bukankah ia menjadi artis disana untuk melindungi dan merawat ibunya. Jika ibunya yang ia itu mendapat hinaan seperti ini. Sampai berputih tulangpun aku tak akan diam! "Cukup! Aku tidak sudi ibu ku diucapkan dengan mulut kotormu! Kalian semua..! Apa aku meminta kalian untuk menggilaiku? Apa aku memohon pada kalian untuk mejadi penggemarku? Sekalipun aku tidak membutuhkan kalian,orang-orang berwajah palsu! Aku..debut dengan kemampuan ku sendiri!"teriak Mo Yan pada mereka yang mengelilinginya dengan berbagai tudingan dan niat jahat dimata mereka
Karena aksinya itu orang-orang memotret dan mengunggah vidio Mo Yan. Sampai akhir yang diuntungkan adalah mereka dan Mo Yan yang dirugikan. Mo Yan menatap Jiajia yang bungkam,malahan sorotannya sama seperti mereka.
"Astaga! Ternyata begini artis dari Mories Entertaiment"mereka mulai berdesas desus kembali
"Apa dia tidak takut diserang?"
"Sadarlah. Dia sedang mencari sensasi agar popularitasnya meningkat!"
Mo Yan pergi begitu saja. Ia mengambil tas dari kelasnya dan pulang ke rumah,dia berlari,terus berlari seraya berderai air mata. Mereka seenaknya merundung padahal tidak tahu seberapa kerasnya usaha Mo Yan untuk debut dalam waktu 6 bulan ini, dia siang-malam berlatih menyanyi dan menari lebih keras berkali lipat dari siapapun,dari ibunya dirawat dan keluar dari rumah sakit. Dengan tidak masuk akal direktur mengatakan ia harus sempurna sebagai robot yang tidak memiliki emosi. Apa ia harus diam dan tersenyum sebagai idiot sambil mendengar mereka menghina ibunya? Meski harus dinonaktifkan atau diberhentikan ia tak masalah karena bukan ini yang didinginkannya. Bernyanyi dengan riang hati walau dipanggung kecil dengan orang yang bersuka cita mendengar nyanyiannya sudah termasuk impian gadis lugu itu.
Sesampainya didepan rumah Mo Yan menghapus air matanya dan tersenyum tanpa beban
Cklek
Dia membuka pintu "Ibu aku pulang"serunya riang
"Kenapa kau pulang cepat"kata ibunya dengan wajah muram
"A..aku tidak enak badan"Mo Yan berdalih,ia meremas roknya gugup
"Apa kau menyembunyikan sesuatu dari ibu?"tanya ibunya serius
Mo Yan belum pernah melihat ekspresi ibunya yang satu ini. Biasanya ibu selalu lembut dan khawati kalau aku sakit sedikit saja tapi...suasana dirumah ini benar-benar hening membuatku tidak nyaman "Em,apa ibu masih sakit?"tanya nya berdalih lagi
"Ibu tanya apakah kau menyembunyikan sesuatu dari ku?!"bentak ibunya
Mo Yan terkejut,dalam hidupnya belum pernah seklipun ibunya membentak
"A,apa aku melakukan kesalahan,bu?"tanya Mo Yan takut
Ibunya menarik nafas dalam "Masih belum mau mengaku? Baiklah,kau lihat sendiri!"teriaknya sembari menghidupkan TV
Mo Yan tidak tahu kalau media sudah memberitakan debut bersamaan dengan aksinya tadi "I..ibu..ak,aku...aku bisa jelaskan.."ucapnya pelan
Ibunya berjalan mendekat,lalu mencengkram pundak Mo Yan kuat "Apa...apa yang kau lakukan Mo Yan!! Kau menandatangani kontrak itu? Sadarlah! Kau merusak masa depanmu dan impianku!"wajah ibunya memerah dan akhirnya meneteskan air mata
Mo Yan yang melihat ibunya mengis tak kuasa menahan air disudut matanya "Tidak ibu...ak-aku..hiks..hikss ibu jangan menangis"Mo Yan menunduk tak sanggup menatap ibunya. Mengapa aku tertunduk? Apa hati kecil ku juga merasa bahwa aku salah?
"Kau apa?! Segitu tidak tahannya kau hidup melarat denganku sehingga kau melakukan ini? Segitu tidak ingin hidup sengsara dengan wanita tua ini!?"kata ibunya dengan kening yang ikut meringis
"Bukan ibu! Hiks..hiks.."Mo Yan tercekat,bahkan kata-kata itu sangat menyakitinya. Bagaimana bisa aku begitu pada ibu!
"Aku...hiks ibu kemarin sa-sakit..ja,jadi aku...hiks hiks..aku.."sambungnya terisak-isak
Ibunya menyipitkan mata "Sakit?"ucapnya mengingat "Jadi...uang yang kau pakai untuk biaya rumah sakit ku adalah hasil dari...?bukan memenangkan lomba? Bagaimana bisa kau membohongi ibumu seperti ini!!"ibunya berjalan mundur dengan tumpahan air dari matanya yang menyipit itu
"I-ibu..."Mo Yan mengulurkan tangan melihat ibunya yang semakin menjauh,ada sesuatu yang hilang darinya
"Oh Tuhan...apa yang telah ku lakukan. Ternyata aku yang telah menghancurkan masa depan putriku!"histeris ibunya terjatuh bersimpuh
Mo Yan berlari memeluk ibunya, ia berharap luka dihati ibunya bisa pindah padanya semua
Ibunya mendorong Mo Yan hingga ia tersungkur "Menjauh dari ku! Bagaimana bisa kau melakukan ini pada ibumu,Mo Yan! Apa aku salah mendidikmu? Bagaimana bisa kau serakah seperti ini! Bagaimana aku bisa menghadapi ayahmu yang sudah meninggal? Impian terakhirnya adalah menguliahkan putri satu-satunya...!"
Mo Yan merasakan tatapan ibunya lebih dingin dari lantai ini "Ibu seperti ini sangat menyakitiku. Ibu...bisa tidak jangan menyalahkan ku lagi? Cukup mereka yang merundungku,ibu satu-satunya yang ku punya...!"
Ibunya tetap menatapnya dingin penuh amar dan kekecewaan. Mo Yan beranjak menjarak dari ibunya,dia pergi kesudut ruangan,meringkuk dalam tangisan. Tidak masalah seluruh dunia membenciku,menyalahkan ku,tapi mengapa ibu ku juga...terasa asing? Mo Yan dibayang-bayangi sorotan mata yang sungguh sangat menyakitkan
Rumah yang tadinya hangat berubah dingin menyengat, ibu-anak itu saling membendung diri dalam kesakitan. Sunyi,hening,lalu Mories Etertaiment mengumumkan bahwa Mo Yan dinonaktifkan yang artinya jangankan dipanggung kecil, ia tidak diperbolehkan menyanyi diluar. Melepaskan impian yang begitu besar Mo Yan tak bergetar tetapi membayangkan ibunya membencinya membuatnya gemetar,sampai bibirnya ikut mengigil.
"Tidak apa,ibu akan mendengarkanmu bernyanyi,kita akan saling bergantian menyanyikan lagu tidur"ibunya memeluk putri kecilnya yang ketakutan itu,tak tega ia ketika dunia memusuhi putri kecilnya,ia hanya berdiam diri dalam keegoisan
Mata Mo Yan membulat merasakan kehangatan yang ia kenal berasal dari ibunya "Ibu...hiks...ibu..hiks..hiks...ibuuuu..."erangnya. untuk orang yang terpenting bagiku,ibuku adalah impianku. Pantas untuk melepas egoku. Ibu memang selalu hangat,ketakutanku hilang begitu saja
Nyanyian Rembulan
Saat itu dikamar ku
Lampu berpijar sangat terang
Membuat ku senang
Datang ibuku membawakan yang lebih benderang
Saat aku membandingkan
Lampu yang berpijar terang tadi
Terasa meremang
Aku pun berjalan keluar dari kamar
Dikegelapan ruangan barulah terasa nyaman
teringatlah aku orang-orang yang menawarkan bintang
Ku fikir tak perlu jadi yang bersinar
Aku lebih suka rembulan
Meski tak berkilauan
Menemani sekalipun dikesunyian
Sehingga susah hatiku hilang walau berdingin badan
Saat tinggal dikesendirian
Dan lagi,aku seorang mujur
Dalam rangkulan gundah ibunda tersayang