Kinan tersentak. "Tante Arsy mau datang ke sini?"
Aisyah mengangguk. "Datang sendiri. Gue harap loe nggak berubah. Tetep jadi keponakannya kalau bisa."
Kinan bergeming. Ia kemudian menunduk. Mencoba mengingat kembali pertemuan pertama mereka di sel tahanan. Arsy dengan jiwa keibuannya, memeluk Kinan penuh kesedihan. Ia tak kuasa melihat Kinan yang mendekam dibalik jeruji besi, serta ikut terluka mengingat sejak kecil Kinan diperlakukan tidak baik oleh Kakak sepupunya, Farah.
"Gue nggak mau ngebohongi Ibu loe."
"Jangan sakiti dia dengan bilang loe bukan anak Tante Farah."
"Tapi dengan tetap berpura-pura menjadi keponakannya itu malah lebih menyakitkan."
"Nggak akan. Biar gimana pun, loe tetap keluarga gue."
Aisyah akhirnya menegaskannya pada Kinan. Membuat gadis itu sangat terharu. Bagaimana mungkin ada orang sebaik Aisyah, yang tetap mau menerimannya sebagai keluarga meski tahu bahwa mereka tidak ada hubungan darah.
"Baiklah," ucap Kinan akhirnya.
Hening beberapa saat.
Wah, sakit apa? AKu bikin cerita yang related sama kondisi sekarang ya. hehehe