"Hosshh.. Hosshh"
Napas Galih dan Daffa terengah-engah. Setelah melakukan olahraga berat, kini mereka sedang menselonjorkan kaki di atas teras rumah Aksa.
"Lih, lo capek gak?"
"Daf, lo gila atau emang buta, sih? Jelas-jelas gue ngelakuin olahraga yang sama kayak lo, udah pasti capek kita sama" jawab Galih tak santai.
"Berarti normal, ya. Gue kira, cuma gue yang ngerasa capek"
"Gimana? Perut kalian masih sakit?"
"Gak, Sa. Sekarang kai kita yang sakit" sahut Daffa dengan sewot.
"Eh, tapi bener, lho. Perut gue udah normal lagi. Gak pengap kayak tadi." Galih bergegas untuk berdiri dan meraba perutnya.
"Wih.. Mantep. Ternyata cara kayak gini bener-bener ampuh, buat atasi kekenyangan" lanjutnya.
"Gue bilang juga apa. Lain kali, kalian jangan maruk jadi orang. Makan secukupnya"
"Iya Sa, maaf. Kita gak lagi-lagi, deh" ujar Daffa.
"Hai, gue bawain sirup buah nih, buat kalian"
"Wah.. Siang bolong kayak gini, minum sirup. Hidup serasa di surga"
"Berarti lo udah mati, Lih?"