"I want" bisik Aksa tepat di depan telinga kiri sang istri.
"S-Sa, tapi... "
Aksa tidak peduli dengan apa yang akan Irona katakan. Nafsunya sudah diujung kepala, dan membuat kepalanya terasa begitu sakit.
Laki-laki itu menyerang bibir Irona dengan brutal. Seolah tidak ada hari esok untuk menikmatiknya lagi.
"Hmmm... Hmmm... "
Irona menggeram sebari memukul bahu Aksa. Serangan tiba-tiba dari sang suami membuat tubuhnya tidak memiliki persiapan dan hampir terhuyung ke belakang. Untung saja ada tembok yang menyangga punggung Irona.
"Hmm.. Hmm.. "
Geraman Irona semakin kencang. Ia sudah tidak sanggup lagi. Irona sulit bernapas, dan tubuh Aksa sangat sulit untuk dilepas.
"Hah.. Hah.. Hah.. "
Akhirnya Aksa mau melepas pagutan bibir mereka dan membuat napas Irona terengah-engah.
"Aku gak bisa napas, Aksa" kata Irona.
"Maaf, Sayang. Aku nafsu liat kamu"