"Diem, atau aku makan kamu saat ini juga"
"Ekhem"
Irona berdeham dan sedikit mendorong tubuh Aksa. Ia harus menyelamatkan jantungnya yang hampir terlepas dari sarangnya.
Aksa tersenyum kecil. Cara seperti itu memang sangat ampuh untuk membungkam mulut wanita yang tidak berhenti mengomel.
"Jantung, jangan copot ya" batin Irona sebari memegangi dadanya.
Irona melirik ke samping. Melihat Aksa yang sama sekali tidak menoleh ke arahnya. Tatapan mata Irona turun, ia membelalakan mata ketika melihat bagian pengkal paha Aksa yang mengembung.
Wanita itu meneguk ludah dengan susah payah. Pikirannya sudah melayang kemana-mana. Membayangkan apa yang akan terjadi setelah mereka kembali ke rumah.
"A-Aksa" panggil Irona terbata dan dengan suara sedikit bergetar.
"Kenapa?" sahut Aksa yang menoleh sesaat.
"Hm.. Anu"
"Anu apa, Sayang?"
Irona bisa merasakan suara Aksa yang berat. Pertanda birahinya sudah mulai naik.
"I-itu"