Malam itu, Eva memberanikan diri untuk menghubungi Aksa. Ia harus bergerak lebih cepat agar dendamnya segera terbalaskan.
Dengan menekan tombol call dan menempelkan ponsel di telinga kanannya, Eva berharap Aksa mau mengangkat panggilan darinya.
Di panggilan pertama hasilnya nihil. Dengan tidak ingin menyerah Eva kembali memanggil untuk kedua, ketiga, keempat dan seterusnya.
"Brengsek! Aksa sama sekali nggak mau angkat telpon dari gue" umpatnya.
Jam dinding sudah menunjukan pukul delapan malam. Ia bangkit dari duduknya dan bersiap untuk melaksanakan makan malam.
"Malam, Bu" sapanya pada Meta. Sang ibu yang sudah berumur namun wajahnya masih terlihat bugar.
"Malam, Va. Ayo makan"
Eva tersenyum dan menarik kursi lalu duduk di samping Meta. Mereka makan dalam keadaan hening.
"Gimana? Kamu sudah berhasil menemukan laki-laki yang dirindukan kakak kamu?"
Pertanyaan Meta membuat Eva menghentikan suapannya. Ia bergeming.
"Belum, Bu" ucapnya berbohong.