Malam semakin larut, Jhonatan kini berdiri di balkon kamarnya, pikirannya berkelana memikirkan ucapan Lala beberapa hari lalu, saat keduanya baru saja bertemu.
"Kita nikah Yuk Jhon."
Kata – kata Lala terngiang – ngiang di dalam pikiran Jhonatan, walau Lala mengatakan hanya bercanda, tapi Jhonatan menelisik sebuah kejujuran di hati kekasihnya itu. Lala bukan tipe perempuan yang dengan menudah mengatakan lelucon yang tidak penting apa lagi menyangkut pernikahan.
Jhonatan menengadahkan wajahnya menghadap ke langit, banyaknya bintang yang bertaburan membuat sisi lain hatinya menjadi tenang.
"Jhon!"
Jhonatan menoleh ke belakang ketika mendengar namanya di sebut.
"Ayah."
Jhonatan membalikkan tubuhnya bersandar pada besi balkon, sedangkan Danil memilih duduk di kursi yang berada di hadapan Jhonatan.
"Ayah perhatikan beberapa hari ini, kamu terlihat sedang memikirkan sesuatu, kamu lebih banyak diam tak seperti biasanya."