Martin kembali ke ruang tamu dimana Yola dan Fatih berada, wajahnya tenang walau tetap menyimpan aura dingin di wajahnya.
Ponsel fatih berdering, namun Ia hanya menatap ponsel yang menyala dihadapannya itu tanpa mau menyentuhnya dan membiarkan tergeletak di atas meja tamu.
"Kenapa tidak kamu angkat?" Tanya Yola.
"Aku tidak mengenal nomor itu." Jawab Fatih.
Martin mempercepat langkahnya lalu mengambil sesuatu di laci meja yang tak jauh dari tempat Yola dan Fatih berada.
"Angkat telponnya, aku akan memasang alat pelacak ini." Ujar Martin, Yola dan Fatih saling tatap lalu Fatih mengangguk.
Martin lalu segera memasang alat itu pada ponsel milik fatih, lalu memberikan instruksi pada Fatih untuk mengangkat panggilannya.
"Hallo."
"Hai anak muda… senang bisa mendengar suara mu kembali." Ucap suara di sebrang sana.