Jhonatan berdiri diatas balkon kamar, tangannya menumpu tubuhnya yang condong kedepan, matanya menatap kerlap kerlip lampu malam.
Danil yang sudah tahu dari Jelita tentang kegalauan anaknya itu mengetuk pintu kamar Jhonatan yang sedikit terbuka. Jhonatan memang hampir tidak pernah mengunci kamarnya. Danil memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celana training yang Ia pakai. Perlahan Ia menghampiri Jhonatan yang berdiri termenung di balkon kamar.
"Jhonatan Mahendra." Panggil Danil, Orang yang merasa langsung menoleh. Melihat sang ayah yang sudah berdiri dengan tegap disampingnya.
"Ayah."
"Apa yang sedang kamu pikirkan?" Tanya Danil sambil melirik Jhonatan. Lalu arah pandang Danil mengikuti arah pandang mata Jhonatan. Tepat di ujung depan sana. Adalah rumah yang di tempati oleh Lala dan keluarganya. Karena Danil menyuruh ayah Lala mengajar di sekolah miliknya menggantikan Pak wiliam, maka rumah itu dijadikan Danil sebagai rumah dinas untuk ayah Lala.