"... Dan jangan kembali lagi"
Bruk !
Nobani merengkuh erat tubuh anak pertamanya, percuma beradu pendapat dengan Lisa, tak akan ada jalan tengahnya, Nobani mengalah demi sebuah kata maaf, mungkin terlalu terlambat untuk pengakuan, dia menyadari kebodohan itu, namun dia tak ingin berlarut-larut dalam rasa benci.
"Maafin Ayah Kak, Ayah menyesal"
Tak lagi ada kata yang keluar dari mulutnya, tubuh itu berhenti bergerak, menikmati sentuhan yang bahkan selama 21 tahun ini tidak pernah dia dapatkan, bahagia? Jelas dia bahagia namun semuanya tidak lagi sama, setelah rasa sakit itu mendominasi segala kehidupannya.
"Ayah tau kamu pasti benci Ayah, hiksss... Tapi tolong kamu kasih Ayah kesempatan nak, Ayah mohon..."
Kadang kala ada hati yang mati-matian menahan perih hanya untuk sebuah kata maaf, namun bagaimana dengan yang mengakibatkan luka yang luar biasa, apakah tidak ada kalimat yang lebih panjang dari sekedar aku menyesal?.