"Kau tahu? Papah Zyan baru saja mendarat di sini." Fran meletakkan secangkir teh di atas meja kemudian duduk di samping Afka. Sahabatnya itu tengah sibuk dengan laptopnya. Dia ke sini untuk bekerja, bukan hanya numpang makan siang.
Jari yang awalnya menari-nari di atas keyboard kini terhenti saat mendengar informasi dari bibir Fran. Dia terdiam sejenak, mengetuk-ngetukkan jarinya pada pinggiran laptop kemudian menurunkan laptopnya dan berdiri.
"Kemana?" Tanya Alvaro. Dia akan selalu ikut kemanapun Afka pergi. Kemanapun. Camkan. Karena sesungguhnya, Alvaro adalah sebuah peta untuk Afka.
"Mengusir Papah dari Manhattan." Jawab Afka. Dia menyambar kunci mobilnya kemudian berjalan menuju pintu utama.
Belum sempat dia menginjakkan kaki di ruang tamu, sosok pria paruh baya dengan setelan formalnya berjalan dari arah yang berlawanan, menghampiri Afka kemudian menepuk pundaknya.
"Kau tidak bisa mengusir Papahmu dari sini. Karena ini rumah milik Fran, bukan kamu." Kata Zyan.