"Sayang..." lirih Afka. Dia mengusap lengan istrinya, berharap gadis itu mau mendengarkan kembali penjelasan yang dia berikan. Pasalnya, sudah hampir lima menit Ghirel masih terdiam tanpa suara.
"Jangan panggil aku sayang kalau nyatanya kamu gak peduli sama aku." Balas Ghirel. Gadis itu memejamkan matanya, berusaha untuk tidak terbuai dengan ucapan manis sang suami. Entah mengapa dia merasa lega mendengar penjelasan Afka.
"Maaf sayang... aku benar-benar minta maaf. Aku terlalu sibuk kerja dan kuliah sampai mengabaikan kamu. Maaf, aku tau ini terkesan seperti pembelaan. Tapi, aku ngelakuin itu semua buat kamu Jie. Aku ingin cepat-cepat menyelesaikan semuanya di Oxford kemudian pulang dan gak harus hubungan jarak jauh lagi sama kamu." Tangan Afka yang tadinya berada di lengan sang istri kini berpindah di pinggang Ghirel.
Buat yang baca sampai Bab ini, boleh komen gak? Hehe. Aku mau ngucapin terima kasih sebanyak-banyaknya :’’(