"Jie, lo gak apa-apa?" Lily terlihat khawatir saat melihat Ghirel tersungkur di atas tanah. Siska tak kalah panik dari Lily, gadis itu segera membantu Ghirel untuk berdiri.
"Gue kaget anjir lo ngomong gitu!" Ghirel tidak merasakan sakit di kakinya yang sudah berdarah, dia lebih merasa takut di hatinya saat mendengar ucapan Siska.
"Obatin dulu aja Jie," Lily memapah Ghirel menuju tempat kesehatan.
Ghirel berkali-kali mengatakan baik-baik saja. Ini bukan hal yang besar untuknya. Dulu saat bekerja di Cafe, Ghirel sering terjatuh karena harus berjalan cepat kesana-kemari. Dia juga sering terjatuh saat harus berlari mengejar angkot di pagi hari agar tidak terlambat sekolah.
"Ambilin betadine!" Seru Siska. Lily segera menuruti Siska dan mengambil betadine di dekat sana.
"Enggak, gue gak apa-apa."
"Diem Jie! Lo berdarah!" Sentak Siska dan Lily bersamaan.
"Caranya gak gitu—"