"Hai, baby..." itu suara yang sangat Ghirel kenali. Suara berat yang sangat khas dan selalu nyaman terdengar ke dalam telinga gadis itu.
"Afka?!" Ghirel berteriak, sekarang dia dapat mendengar dengan jelas suara pemuda yang tengah menyetubuhinya.
"Ahh.. Afka, sakit. Please, lepasin." Ghirel merintih kesakitan karena tangannya yang terikat. Afka yang mendengar tersebut segera melepaskan tali yang mengikat tangan istrinya.
Dengan rasa bersalah, pemuda itu segera menciumi tangan Ghirel yang memerah. Salahkan saja fantasi liarnya akibat menonton film fifty shades of grey.
"Maaf, maaf banget. Aku nyakitin kamu ya?" Afka belum bergerak lagi, dia masih fokus pada tangan Ghirel yang memerah.
"Gak apa-apa, kamu kenapa pulang gak ngabarin... ahh," Ghirel melenguh saat Afka mengerluarkan bukti gairahnya. Pemuda itu membalik tubuh istrinya kemudian menciuminya dengan penuh cinta. Afka selalu memperlakukan Ghirel dengan lembut, menganggap Ghirel adalah guci berharga dengan harga fantastis.