=Ge POV=
Semuanya mengangguk paham. Aku menatap mereka satu persatu. Tidak adil rasanya aku harus melibatkan mereka semua atas hal yang menjadi pikiranku. Namun mereka juga menemukan banyak kejanggalan antara tuan Hadiyaksa dan Topan. kuharap mereka sungguh dapat melakukannya dengan sepenuh hati.
Tanpa menunggu lagi, kami bergerak sekarang juga. Hari sudah menjadi gelap, namun kami tidak dapat menunggu lebih lama. Semakin lama kami menunda maka akan semakin lama pula hal tak terduga akan terjadi di sekitar kami.
Ini demi warga. Tapi aku tidak ingin munafik kalau ini juga tentang citraku sebagai tuan Presiden. aku mengiginkan pengakuan dari mereka, aku juga menginginkan pemerintahan yang 'bersih'.
Aku menahan bang Arlan. Aku memintanya untuk menemaniku menemui Sam.
"Maafkan aku, Tuan. Aku tidak memberitahumu mengenai rencanaku dengan Sam," ujarnya. Entah sudah berapa kali dia mengatakan maaf karena hal itu.