=Author POV=
Tuan Hadiyaksa sedang berada di ruang bawah tanahnya seorang diri. Dia sedang memfokuskan diri untuk mengumpulkan energi. Beliau merasakan keanehan, sejak purnama terakhir, energi dalam dirinya seolah tidak dapat lagi dimaksimalkan. Beberapa kali juga beliau melihat urat di lengannya hanya berkedut tidak ada reaksi apapun bahkan setelah dia mempersembahkan darahnya untuk kegelapan.
Di dalam dirinya ada kekuatan kegelapan yang besar, hal itu seharusnya membuat beliau mudah untuk menarik energi. Namun itu tidak terjadi sekarang.
Setelah satu tahun beliau memulai kembali ritual dengan sisa energi dalam tubuhnya, dia merasa kalau sekaranglah waktu yang tepat untuknya mendapatkan semuanya kembali.
Luka di telapak tangannya tidak kunjung mengering, beliau yang sebelumnya tidak membutuhkan obat, kini harus menggunakan obat untuk mempercepat pemulihan lukanya itu.