=Author POV=
Melewati banyak blok pemukiman warga, pasar, juga perkebunan. Tanpa disadari, Laya sudah sangat jauh pergi dari rumah. Dia masih sambil menggerutu karena tak kunjung bertemu dengan pria yang sedang dicarinya.
"Dia terluka, agak pincang, tidak mungkin dia dapat pergi dengan cepat," gumamnya. Kali ini dia membawa pisau yang sebelumnya menciderai bahunya. Dia akan menggunakan benda itu sebagai senjatanya.
Laya terus melanjutkan langkahnya, entah kemana dia akan menuju. Dia hanya ingin menemukan pria itu agar kakaknya tidak lagi marah. Dia juga semat berpikir kalau pria itu dapat membantunya, hanya saja kesal jika dia harus kembali berbual di saat Laya dan Ami sedang ingin mempercayainya.
Laya melihat dari kejauhan, di rumah kosong nampak Jarel yang sedang duduk dengan memandangi sesuatu di tangannya. Nampak berkilau. Hal itu membuat Laya semakin penasaran, segera dihampirinya.
"Hey pembual! Kakakku ingin menemuimu!" teriaknya.