=Ami POV=
Aku sudah berada di kantor Ketua Distrik sejak lima belas menit yang lalu. Sekarang sudah sangat lewat jam makan siang, bahkan sudah menuju senja.
Kali ini aku ditemani oleh Sam karena Laya sedang diminta ibu untuk membantu menyiapkan makan malam untuk para warga yang bergotong royong.
Aku masih belum ingin berbincang dengan Sam, masih sangat tidak ingin jika nanti dia tiba-tiba membahas percakapan kami sebelumnya. Entah, aku hanya merasa belum siap untuk berpikir berat.
Kami sama-sama melirik jam yang berdetik di dinding dekat karyawan kantor bagian depan duduk. Lagi-lagi kami menoleh ke arah pintu bersamaan saat ada yang masuk, itu bukan ketua. Kami sangat mengenal betul pakaiannya.
"Kamu pernah bertemu dengannya sebelumnya?" bisik Sam. Aku menggeleng.
"Ku dengar dia masih muda. Dia sangat tampan dan cerdas, sangat cocok jika menjadi seorang aktor. Begitu kata orang-orang yang pernah bercerita padaku," ujarnya lagi menambahi.