=Ami POV=
Bang Raffan menurunkan pistolnya. Segera saja dia berkacak pinggang dan menunduk juga menatap Ge secara bergantian. Dari wajahnya dia nampak frustasi namun aku tidak yakin dengan itu.
"Arlan. Apa Presiden sudah sadar?" tanyanya tiba-tiba berganti topik pada bang Arlan.
"Ehmm," angguk bang Arlan pelan.
Tanpa aba-aba apapun, ketua pasukan merah itu berjalan menujuku, bukan, maksudku menuju ruang kesehatan. Namun dia kembali berbalik untuk memanggil Ge agar mengikutinya.
Tentu saja hal itu membuat kami bingung. Aku, bang Arlan, Sam dan beberapa tim keamanan Gedung Kuning segera mengekor mereka sangat penasaran dengan apa yang sedang ada di kepala bang Raffan.
Saat di ruang kesehatan, aku melihat tuan Presiden yang masih dibantu dengan oksigen telah sadar dan menyunggingkan senyum kepada kami. Atau kepada bang Raffan? Aku tidak dapat memastikannya karena aku tidak dapat melihat dengan jelas kemana arah mata beliau menuju.