=Author POV=
Raffan memanggil pelayan yang kebetulan lewat, baru saja selesai dengan setelan putih yang dipenuhi darah.
"Milik siapa?" tanyanya penasaran. Karena hanya pelayat dari golongan elitlah yang mengenakan pakaian itu.
"Tuan Laso, Tuan."
Raffan mengangguk pelan, dia sama sekali tidk terkejut karena pasukan pemuda dari Barat telah memberitahunya.
"Masuklah, aku punya pekerjaan untukmu," perintahnya pada pelayan itu.
"Tapi tuan, ini harus segera dibereskan. Saya akan kembali dalam lima menit," kata pelayan itu yang tidak nyaman dengan pekerjaan yang ditunda.
"Tidak. Bantu aku terlebih dulu, baru setelahnya kamu bereska itu!" suara Raffan meninggi membuat pelayan segera menunduk dan hanya menganggu menurut.
Pelayan itu masuk ke ruang kerja Raffan. Dia sangat terkejut saat melihat ada seorang gadis yang pinsan dengan posisi terduduk dan sala satu tangannya menyentuh bahunya yang berarah.