=Ami POV=
Kutoleh jalanan yang sudah kulalui tadi, cukup jauh sudah kami melangkah meninggalkan desa.
"Desa kita sangat indah, bahkan sangat cerah waau kita meihatnya dari kejauhan," ujarku, membuat ketika saudaraku itu menoleh ikut memperhatikan.
Bang Arlan seperti sedang berpikir. "Cahaya putih?" gumamnya.
"Leluhur pak Mada?" gumam Sam lagi.
Aku mengernyitkan dahi sambil terus memandangi desa kami yang mulai nampak kecil. "Apa itu adalah pelindung kasat mata?" tanyaku yang mulai fokus dengan semburat cahaya putih seperti kelambu yang menutupi desa.
"Salah satu alasan kenapa selama ini tidak ada tim keamanan yng menemukan tempat ini padahal aku sangat yakin kalau mereka mencari kita," kata bang Arlan.
"Lalu kenapa aku dapat masuk dan tinggal disana?" tanya Elvano polos.
"Karena kamu spesial," sambung bang Arlan yang segera melanjutkan langkahnya.