=AMI POV=
"Gunakan ini," Ge memberikan pedangnya padaku. "Itu adalah keahlianmu," sambungnya lagi.
Aku dapat melihat ekspresi kesal pada pasukan keamanan saat melihat aku dan Ge bersatu. Mereka semakin merasa terkhianati.
Kami kembali bertarung melawan pasukan berseragam dan bersenjata api. Tidak sulit, hanya benar-benar memerlukan kecepatan karena peluru itu pergerakannya belum dapat ku prediksi.
Pukulan tangan kiri serta tendanganku masih menjadi yang terbaik sejauh ini. Aku kembali mampu mengalahkan beberapa musuh tanpa aku yang terluka. Mungkin. Atau juga tidak, karena saat kami masih melawan beberapa pasukan keamanan, pasukan berkuda menghampiri kami dengan bersenjatakn pedang.
Seketika aku membulatkan mataku, kurasa merekalah musuhku yang sesungguhnya.