=Author POV=
Evin memasuki rumah yang telah rusak bagian engsel pintunya itu. Jelas sekali para Pasukan Hijau menghancurkannya dengan brutal. Kondisi rumah yang masih rapi, dia menduga kalau rumah itu telah ditinggal beberapaa saat sebelum dikepung dan didobrak.
Evin mengecek ke seluruh ruangan, tidak ada yang mencurigakan atau apapun, semuanya nampak wajar dan normal saja. Saat dia melewati kamar bagian tengah, tepatnya kamar milik putri bungsu, pandangannya terpaut pada seperangkat komputer lengkap yang ada di atas meja. Walau itu bukan hal baru dan sesuatu yang wajar dimiliki oleh warga karena dulunya jaringan diperuntukkan masyarakat luas, namun Evin merasa sangat tertarik dengan perangkat milik Laya itu.