Sejak orangtua Gabby menolak usulannya supaya perempuan itu bergabung di tim olahraganya, Henri merasa kecewa. Seringkali pria itu masih memikirkan kejadian beberapa bulan yang lalu sambil menghela nafasnya.
Selama 30 tahun lamanya, Henri sudah melatih banyak murid yang memiliki potensi bagus. Tapi entah kenapa, pria itu merasa kalau Gabby dapat mengalahkan semua muridnya. Pria itu hanya perlu melihat kebolehan Gabby sekali untuk mengetahui kalau Gabby merupakan remaja yang berbakat.
Saat ini, detik ini juga Henri mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Tuhan. Karena akhirnya, setelah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mencari Gabby, dia dapat bertemu dengan Gabby, tanpa orangtuanya.
"Apa kamu ingat dengan saya?" Tanya Henri saat dia berdiri di depan Gabby.
"...Hmm," Gabby mengerutkan keningnya, "Siapa ya?"