"Berhenti!" Terdengar suara dari belakang mereka.
Seperti deja vu, Michael mengangkat wajahnya dan berharap kalau suara itu adalah berasal dari mulut Gabby. Dan benar saja dia melihat Gabby berdiri tidak jauh dari mereka! Badannya yang kecil terlihat sangat tegas dan tangan kanannya yang di taruh di pinggulnya.
Laki-laki tadi yang hampir melukai Michael memutar balik badannya dan melihat sosok perempuan yang desas-desusnya bisa mengalahkan Richard dengan mudah.
"Wahh... Ada pacarnya yang datang menyelamatkan Michael lagi." Seru bos dari geng Ular Hitam itu.
Beberapa dari mereka langsung bersembunyi di belakang bosnya dan berbisik, "Bos, dia itu perempuan gila. Sebaiknya kita jangan macam-macam dengannya."
Bos itu mengerutkan dahinya lalu menepuk pundak temannya, "Hey, jangan ketakutan seperti itu. Dia itu cuman perempuan, nggak mungkin dia bisa mengalahkan kita."
Setelah mendengar perkataan bosnya, laki-laki itu terlihat seperti ingin menarik kuping bosnya dan berteriak memberitahu betapa kuatnya pukulan dan tendangan perempuan itu yang sedang berdiri di hadapan mereka.
"Hey! Gabby ya? Pergi dari sini, di sini nggak ada yang bisa kamu lihat!"
Wah sudah gila ini bosku pikir laki-laki itu.
"Pergi sekarang atau kami akan memberimu pelajaran!"
"Ya! Kami tidak peduli meskipun kamu seorang perempuan!" Sahut temannya yang berdiri tidak jauh di sampingnya.
Gabby menatap mereka dengan tatapan mengejek, "Biarkan Michael pergi sebelum aku menghabisi kalian. Cepat, moodku sedang tidak bagus."
Beberapa dari mereka tertawa dengan keras kecuali satu laki-laki itu yang berdiri ketakutan, tidak berani melihat ke arah Gabby sedang berdiri. Tentu saja teman-teman bodohnya itu tidak mengenal siapa Gabby itu.
Bosnya itu tidak menghiraukan Gabby lagi dan mengalihkan perhatiannya kembali ke Michael, dia mengambil batu kecil yang ada di dekatnya lalu melempar ke arah Michael.
"Halo?? Aku bilang serahkan uangmu untuk patroli keamanan!" Batu itu lalu mengenai kening Michael.
Gabby tidak percaya dengan apa yang dilihatnya lalu berteriak dengan keras, "Hentikan! Kalian tidak berhak untuk melempari Michael dengan batu!"
Bosnya itu merasa terganggu dengan kehadiran Gabby, menutup matanya lalu melihat ke arahnya dan memelototi Gabby seakan-akan dia adalah mangsanya. Tapi Gabby tidak merasa terintimidasi sama sekali, dia membalas tatapan laki-laki itu dengan tajam.
"Kata siapa aku nggak berhak melemparinya dengan batu?"
Mendengar perkataan laki-laki bodoh itu di hadapannya membuat Gabby mengepalkan tangannya erat-erat, api di dalam dirinya yang semula sudah hilang menjadi hidup lagi. Dia berjalan dengan cepat ke arah laki-laki itu berdiri lalu memeluntir tangan kanannya ke belakang sambil menendang kaki kanannya.
"Aduh!" Erang laki-laki itu. Dia terjatuh tersungkur ke depan sambil memegangi kaki kanannya.
Anak buah dari bos itu hanya bisa membuka mulutnya, tidak berani melawan Gabby. Dalam beberapa saat bos mereka hanya bisa tergeletak di lantai sambil memegangi kaki kanannya, mereka dapat mendengar erangan-erangan kecil yang keluar dari mulutnya.
"Sampai aku tahu kalian mengambil uang patroli keamanan lagi dari teman-temanku," Gabby kembali mengepalkan tangannya, melihat satu-satu sekelompok remaja itu lalu melanjutkan, "Aku pastikan kalian akan segera dilarikan ke rumah sakit."
Gabby menunduk lalu membuka masker yang ada di wajah bos dari geng Ular Hitam dengan tenang lalu merobeknya dengan tangan yang kosong,
Seketika mereka semua terdiam, tidak bisa habis pikir bagaimana bisa seorang perempuan dapat mengalahkan bos mereka dan merobek maskernya dengan tangan yang kosong!
Michael hanya bisa tetap terkapar di atas tanah dan melihat Gabby dengan perasaan kagum lagi, matanya yang hitam seakan-akan dapat mengeluarkan hati setiap saat dia melihat Gabby berkelahi.
"Kalian mengerti?!" Teriak Gabby sehabis membuang masker bos mereka di atas tanah.
"Iya." Balas laki-laki itu yang sudah mengetahui tentang Gabby dan kekuatannya.
Gabby berjalan mengelilingi mereka dan bertanya, "Aku tanya sekali lagi, apa kalian mengerti?!"
"Iya! Kami mengerti!" Jawab mereka serentak
Gabby tersenyum dengan bangga lalu melihat kearah bos mereka yang tidak berdaya, "Hey bos, kamu mengerti?"
"Aku... Namaku Billy." Jawab bos mereka sambil memijat-mijat betisnya
"Aku nggak tanya? Tapi baiklah, apa kamu mengerti Billy?" Gabby menyipitkan matanya. Laki-laki itu, Billy, tidak bersuara lagi namun mukanya terlihat seperti ingin mengubur dirinya hidup-hidup.
Selang beberapa menit kemudian Billy menjawab dengan suara lirih, "Ya, aku mengerti."
"Bagus sekali!" Jawab Gabby dengan nada mengejek.