下載應用程式
14.28% PORTAL: terhubungnya dua dunia yang berbeda / Chapter 26: Chapter 25 - Hak

章節 26: Chapter 25 - Hak

Setelah makan siang, mereka langsung pergi ke sekolah sihir ibukota. Ketika memasuki gerbang sekolah, Teo merasakan tatapan dari kedua penjaga gerbang yang tidak lepas sampai mereka masuk kedalam lingkungan sekolah "Sepertinya mereka waspada dengan kedatangan mu, ya," Ucap Zack yang juga menyadari tatapan kedua penjaga itu.

"Ya, sepertinya begitu," Balas Teo lalu ia tertawa namun seperti dipaksakan.

Mereka pun berhenti dan kedua Tuan mereka turun dari kereta kuda itu lalu pergi menuju bangunan sekolah yang sampai sekarang masih membuat pengawal dari dunia lainnya itu tetap kagum dan sampai sekarang pun ia tidak bosan melihat bangunan yang tinggi itu.

Kereta kuda mereka bergerak lagi, kali ini mereka pergi menuju belakang bangunan sekolah untuk menaruh kereta kuda mereka, dekat dengan rumah inap untuk pengawal para bangsawan "Bagaimana, Teo? Apa tempat ini memberimu kenangan buruk?" Tanya Zack sambil mengikat kedua kuda yang menarik kereta kuda mereka.

"Hmm … Ya, jika mengingat itu lagi … Ah aku tidak mau mengingatnya," Balas Teo sambil menggaruk kepalanya.

"Ya itu memang tidak harus di ingat sih, ayo," Ucap Zack lalu menepuk pundaknya dan mendahului Teo pergi ke penginapan itu.

Ketika pintu dibuka oleh Teo, semua tatapan tertuju kepada Teo dan membuat Teo menurun kan pandangannya dan terus berjalan mengikuti Zack. Mereka mulai saling berbisik mengenai Teo, meskipun Teo dapat mendengarnya.

"Permisi, tolong satu ruangan untuk orang ini, pengawal keluarga Blouse," Ucap Zack kepada pelayan penginapan disana.

"Oh baik, apa Kalian akan menginap?" Tanya pelayan itu.

"Ah tidak, kami hanya sampai pulang sekolah, Tuan kami belum mengizinkannya," Jawab Zack.

"Baiklah, ini kuncinya–. Uh," Ketika ingin memberikan kuncinya kepada Teo, tiba-tiba ia terlihat ketakutan, tangannya bergetar hebat. Meski Teo sudah menadah tangannya, Pelayan itu enggan menjatuhkan kuncinya "Umm? Apa kau baik-baik saja?"

"Hii–.," Respon untuk pertanyaan Teo itu membuat Teo merasa bersalah tanpa sebab dan membuatnya memalingkan wajahnya dengan raut wajah yang sedikit sedih "A-Ah maafkan aku, ini kuncinya. Silahkan beristirahat!" Ucap pelayan itu dengan cepat lalu membungkukan tubuhnya.

"Terima kasih," Jawab Teo dengan rasa bersalah yang ia sendiri tidak tahu apa salah dirinya.

"Teo, tabahkan dirimu," Ucap Zack sambil memegang pundaknya.

"Itu tidak membantu," Dan itu respon yang Teo berikan.

Mereka pun pergi ke kamar yang disediakan penginapan, kamar yang Teo gunakan adalah kamar yang pertama kali Teo pakai saat pertama kali menginap saat pembukaan sekolah sihir. Ketika membuka kamar itu, Teo langsung membaringkan tubuhnya, entah kenapa ia merasa lelah sekali pada siang hari itu "Sepertinya aku harus menahan diriku, meski itu perintah ... Perintah," Pengucapan ulang itu membuatnya menyadari sesuatu, ia mengacak-acak wajahnya dan berkata "Masih banyak yang harus ku lakukan, tidak ada waktu untuk istirahat!" Ucapnya lalu berdiri dan berjalan keluar kamarnya.

Ia berjalan ke kamar Zack yang ada disebelahnya. Ketika ingin mengetuk pintu, tiba-tiba pintu itu terbuka "Ah!" Jerit melihat Teo di depan pintu kamarnya

"A-Ah maaf, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu," Ucap Teo.

"Uh? Oh! Kebetulan aku juga, kalau begitu bagaimana kalau diluar?" Sahutnya dan mengajak Teo keluar penginapan.

Tanpa berkata apa-apa, ia mengikuti Zack dari belakang. Menuruni tangga dan lagi-lagi beberapa orang yang ada disana mencuri-curi pandang kepadanya "Uhh, suasana tempat ini benar-benar buruk," Keluh Teo setelah mendapatkan tatapan seperti itu lagi.

"Ahahaha, lebih baik kita cepat keluar," Sahut Zack dan mempercepat langkahnya, begitu juga dengan Teo dan mereka pun keluar dari penginapan itu "Jadi, apa yang ingin kau katakan?" Tanya Zack langsung."

"Eh? Ah, lebih baik kau dulu. Bukannya ada yang ingin kau bicarakan?" Ucap Teo yang melempar kembali pertanyaan.

"Eeeh … Yah, biarlah. Kau ingat tidak? Aku pernah bilang akan mengenalkanmu ke teman ku, kan?"

"Umm … Maaf, aku lupa,"

"Oh begitu ya, kalau begitu aku beri tahu lagi. Seperti apa yang aku katakan, aku memiliki teman yang mungkin bisa membantumu mencari orang-orang dari dunia mu," Ucapan Zack membuat Teo sedikit terkejut dan mengerutkan keningnya, wajahnya mulai menunjukan rasa tidak suka kepada Zack "Y-Ya begitu, temanku ini, dia seorang pedagang budak. Karena itu mungkin saja ada orang dari duniamu, bagaimana?" Teo terdiam sesaat sambil menatapnya dengan tatapan kosong "Te-Teo?"

"Haaaaah," Helaan nafasnya terdengar begitu berat, lalu ia mengacak-acak rambutnya "Baiklah, meskipun Aku menolak akan percuma," Ucapnya terdengar pasrah.

"Ahahaha maaf, jika bisa tolong bawa Karina juga, ya. Teman ku ini punya kemampuan yang luar biasa, ane–. Tidak, maksudku unik,"

"Kau barusan ingin bilang aneh kan? Memang seperti apa kemampuannya itu?" Tanya Teo penasaran.

"Hmm … Aku sulit menjelaskannya, tapi dia itu bisa menilai orang dengan sangat jeli, sampai apa yang sudah dialami orang yang dinilainya pun dapat ia ketahui, hanya dengan melihatnya," Jelas Zack sedikit tentang kenalannya itu.

"Hmm … 'Seperti psikolog saja' orang yang menarik ya," Sahut Teo.

"Ya, karena itu aku pikir dia akan membantu,"

"Baiklah, kalau begitu–. Huh?" Ketika menyetujui rencana mereka, perhatian Teo tiba-tiba teralih. Sekelompok gadis dengan seragam berwarna putih tengah berkumpul dibelakang gedung sekolah "Apa semua tempat dihalaman sekolah bisa digunakan untuk latihan?"

"Tentu tidak, bagian belakang gedung sekolah tidak boleh digunakan, karena itu akan mengganggu para pengawal dan pelayan disekolah. Meskipun kami bukan bangsawan, tapi kepala sekolah membuat peraturan agar kami punya privasi. Tapi mereka … Mungkin itu terjadi lagi,"

"Itu?" Meski pada awalnya Teo kebingungan, namun tidak lama ia sadar apa maksud Zack dan ia hanya bersuara "Oh."

"Meski orang itu sudah pergi dari kerajaan ini, tapi dia bukanlah satu-satunya bangsawan yang tidak menyukai orang kelas bawah," Ucap Zack lalu menurunkan pandangannya dari mereka.

"Begitu ya," Hanya itu respon dari Teo, meski ia masih terus memandangi mereka. Ia merasa kasihan dengan mereka yang terus ditindas oleh para bangsawan, meski begitu ia bersikap acuh dan tidak mau terlibat, karena Teo rasa itu tidak ada hubungannya dengan dia.

Ketika sedang menatapi mereka yang tengah berbicara dengan raut wajah marah dan juga murung, seorang gadis disana menatap kearahnya. Raut wajahnya begitu ragu ketika menatapnya, seolah ada yang ingin gadis itu katakan kepadanya "Apa pendapat Nona Cattalina tentang ini?" Tanya Teo kepada Zack tanpa berpaling sedikit pun dari para murid *White* itu

"Nona Cattalina sudah pernah membantu mereka, bukan hanya sekali, tetapi berkali-kali. Setiap mereka mengalami itu, pasti Nona Cattalina membantunya atau mereka meminta bantuan Nona Cattalina," Jawab Zack.

"Lalu kenapa sekarang Nona Cattalina tidak membantu mereka?"

Untuk sesaat Zack terdiam dan menutup matanya "Karena Nona Cattalina sering membela para kelas bawah dan melawan para murid bangsawan karena masalah ini, Nona Cattalina dituduh mengajarkan kepada murid kelas bawah untuk memberontak kepada para bangsawan. Para orang tua murid dari kelas bangsawan yang melaporkan itu kepada kepala sekolah, segala tuduhan buruk diajukan ke Nona Cattalina … Haaaaah," Helaan nafas yang cukup besar dikeluarkan Zack seperti ia merasa sangat lelah dengan sesuatu.

"Meski dituduh seperti itu dan sampai bertengkar dengan Nyonya Stella, Nona Cattalina sama sekali tidak berhenti melakukan itu. Nona Cattalina terus membela mereka, meskipun sudah diberitahu oleh pihak sekolah, Nona Cattalina tetap saja melawan mereka dengan berkata "Jika murid kelas bawah tidak mendapat hak yang sama, lalu untuk apa kalian membuat murid kelas bawah belajar di tempat ini!?" Aku sampai merinding mendengar suara bentaknya itu, bahkan saat memikirkannya juga aku merinding. Kepala sekolah dan para guru yang mendengarnya juga tidak ada yang berani menjawab, karena jika mereka setuju dengan ucapan Nona Cattalina, maka mereka akan bertentangan dengan tujuan didirikannya sekolah sihir. Akhirnya Nona Cattalina keluar dari ruang kepala sekolah tanpa hukuman dan sekolah juga mempertimbangkan kembali laporan dari para bangsawan. Bagi mereka, Nona Cattalina adalah perisai mereka untuk bisa mendapat hak belajar yang sama dengan para bangsawan, karena itu banyak yang menyanjungnya dan beberapa bangsawan di sekolah ini juga berpihak kepada Nona Cattalina, begitu juga dengan Tuan Noah de Fleure yang berpihak kepada Cattalina karena kalah saat duel," Cerita yang yang tidak singkat itu membuat Teo tersenyum, dalam dirinya ia merasa kagum dengan gadis itu, gadis yang saat ini menjadi Tuannya dan orang yang bersikeras membantunya.

"Meski tampangnya lembut, tapi Nona Cattalina memang keras kepala sejak dulu ya, sekarang aku mengerti," Ucap Teo kembali mengingat apa yang terjadi saat mereka makan siang.

"Hahahahaha! Begitulah, Kakak ku juga menyerah saat menasihatinya," Ucap Teo terdengar begitu bahagia dengan senyum lebar diwajahnya.

"Tapi, kenapa mereka tidak meminta bantuannya lagi?" Tanya Teo lagi.

Zack kembali terdiam sesaat, dan senyumannya pun terlihat dipaksakan "Aku rasa, seseorang dari mereka mendengar apa yang terjadi saat Nona Cattalina dibawa ke ruang kepala sekolah dan aku mendengar kalau mereka merasa bersalah dan membebani Nona Cattalina. Karena itu mereka tidak meminta tolong lagi kepadanya, meskipun mereka tidak menolak pertolongan Nona Cattalina saat mereka ditindas seperti ini," Jawabnya.

Teo tidak berkata apa-apa untuk sesaat, ia hanya terus menatap mereka sampai Zack memanggil namanya "Teo?"

"Mereka sadar diri juga ya," Ucapan Teo itu membuat Zack sedikit terkejut.

"Apa maksudmu?"

"Ya, seperti itu maksudku. Mereka sadar kalau diri mereka hanya beban untuk Nona Cattalina, itu bagus menurutku,"

"Tapi Nona Cattalina tidak merasa seperti itu! Ah … Maaf," Zack menyadari dirinya terpancing emosi karena ucapan Teo yang terdengar merendahkan mereka "Tapi, Nona Cattalina tidak merasa seperti itu," Ucap Zack yang mengulangi ucapannya yang kali ini terdengar sedikit pelan.

"Aku tau itu. Tetapi mereka yang punya pikiran seperti itu kan? Aku rasa itu bagus untuk mereka kedepannya, mereka hanya perlu memikirkan langkah apa yang akan mereka lakukan selanjutnya," Ucap Teo tanpa menoleh sedikitpun kepada Zack.

Zack tidak dapat membalasnya, ia hanya terdiam, ada sedikit rasa tidak terima karena Teo terdengar meremehkan mereka namun ia juga tidak dapat menyangkal perkataanya itu "Tapi, apa mereka bisa?" Tanya Zack

"Ya itu tergantung mereka," Balas Teo singkat.

Para murid itu masih berkumpul, mereka terlihat berdebat hebat seolah disana terbagi menjadi dua kelompok yang berbeda pendapat sampai gadis yang terus menatap Teo pergi dari sana dan perhatian para murid itu tertuju kepadanya dan bertanya kepadanya, namun ia berjalan masuk dan mengabaikan pertanyaan teman-temannya. Lalu, tidak lama kemudian teman-temannya itu juga masuk kedalam gedung kembali setelah berdebat kecil.

***

Di dalam kelas, Celica membaca buku, meskipun ia mendengar bisikan orang-orang disekitar yang kembali membicarakan pengawalnya. Meskipun sebenarnya kabar kalau seorang pengawal melawan seorang bangsawan sudah tenggelam beberapa hari setelah insiden itu, namun kabar itu kembali mencuat ketika keluarga Cruile secara resmi dikeluarkan dari barisan bangsawan kerajaan Lumenia oleh Ratu dan dicap sebagai penghianat. Meskipun pihak kerajaan tidak ada yang memberi tahu keterlibatan Teo, tetapi para murid dan penduduk sekolah yang tau tentang insiden itu pasti akan menganggap penyebabnya adalah pengawal baru keluarga Blouse dan sekarang, diam-diam para murid yang mengetahui insiden itu terbagi menjadi dua kubu, yaitu antara menuduh Teo pelaku penyebab keluarga Cruile diusir dan membela Teo dengan fakta yang diberikan oleh pihak kerajaan. Lalu, respon dari putri kedua keluarga Blouse adalah "Aku tidak peduli,"

"Heee? Apa kamu yakin? Pengawalmu menjadi bahan pembicaraan lagi loh," Tanya Erica. Melihat sahabatnya yang tidak seperti biasanya, Erica terus menanyainya "Tidak seperti biasanya, apa Kamu yakin akan mengabaikan mereka? Nama keluargamu akan terbawa juga loh,"

"Ratu sudah memberitahu penyebab di coretnya keluarga Cruile dari barisan bangsawan kerajaan Lumenia kan? Itu sudah cukup, Aku tidak perlu melakukan yang bisa memperburuk kondisi pengawalku," Ucapnya tanpa berpaling dari bukunya sedikitpun.

"Hoo, jarang sekali kamu peduli dengan pengawalmu, iya kan? Aria?" Tanya Erica kepada sahabatnya yang berada dibelakangnya.

"Eh? Ah ya …,"

"Kalian, bisakah Kalian diam dan berhenti membahas ini lagi?" Tanya Celica terdengar jengkel dan raut wajahnya

"Iya iya, maafkan aku," Ucap Erica lalu duduk disebelah Celica.

Meski Celica bersikap tidak peduli dengan kabar yang tengah beredar di sekolah, tapi sebenarnya ia merasakan sebaliknya. Ia menutup bukunya, lalu menarik nafas panjang dan menghembuskannya lembut dan Ia pun berdiri.

"Celica? Kamu mau kemana? Toilet?" Tanya Erica.

Langkahnya terhenti sesaat dan menoleh kebelakang "Erica, jangan berkata keras seperti itu, kamu itu bangsawan, ingat itu," Ucapnya menegur Erica yang berkata Toilet tanpa ragu.

"Ah maaf, habisnya kalau aku hanya bertanya, kamu tidak akan menjawabnya kan?" Mendengar temannya malah membalas ucapannya, Celica hanya menghela nafas dan berjalan keluar kelas. Ketika ia keluar, Celica bertemu dengan Kakaknya yang ingin masuk kedalam kelas.

"Celica? Kamu mau kemana?" Tanya Kakaknya.

"Ah Kakak, tidak aku hanya ingin mencari angin. Kakak sendiri habis darimana?" Jawabnya dan tanya balik kepada Cattalina.

"Aku habis dari ruang guru, Karena sebelumnya Kita izin, jadi Aku memberitahu mereka," Jawab Cattalina dengan senyuman.

"Oh begitu ya, terima kasih," Balas Celica juga dengan senyuman.

"Hmm?" Cattalina mengerutkan keningnya sesaat, mengambil satu langkah mendekati Adiknya dan menatapi wajah Adiknya itu dari jarak wajah yang sangat dekat.

"Ka-Kakak? Ada apa?" Tanya Celica.

"Apa ada yang kamu pikirkan? Kamu sepertinya sedang gelisah dan juga … Marah? Ada apa?" Wajah Cattalina begitu dekat, meski ia mencoba memapingkan wajahnya, tetapi Kakaknya itu terus mengikuti arah wajahnya kemana pun wajahnya menoleh.

"Ka-Kakak, berhenti mengikuti wajahku!" Ucap Celica yang terus memalingkan wajahnya dari tatapan Cattalina.

"Habisnya, kamu tidak mau menjawab, ada apa?" Tanya Cattalina lagi, lalu ia sedikit menjauh dari Celica.

Celica terdiam sesaat dengan raut wajah ragu, lalu ia menoleh kearah Kakaknya dan berkata kepadanya "Apa kamu tau, kalau pengawal kita dari duni–. Maksudku dari tempat yang jauh itu, sepertinya masih membuat keributan. Mereka membahasnya lagi, apa tidak apa-apa membiarkannya begitu?" Tanya Celica, rasa khawatir yang ia sembunyikan di depan teman-temannya pun keluar di hadapan Kakaknya, ia tidak dapat menutupi apapun di depan Kakaknya itu. Respon yang pertama kali Cattalina berikan hanyalah senyuman, lalu ia mengelus kepala Adiknya lembut "Ka-Kakak, hentikan!"

"Ternyata Adikku mulai berterus terang peduli dengan pengawalnya ya, anak baik," Cattalina tersenyum dan tertawa kecil sambil terus mengelus kepala Adiknya

"Aaaaaa bukan begitu!" Ucap Celica sedikit keras tanpa memberontak sedikitpun "A-Aku hanya khawatir apa nanti akan berpengaruh ke keluarga kita, hanya itu," Ucapnya lagi yang kali ini sedikit lebih pelan.

Cattalina terus tersenyum tanpa membalas ucapannya, ia berhenti mengelus kepala Celica dan memegang pundak Adiknya lalu berkata "Tidak ada yang perlu di khawatirkan, Ratu tidak berkata kalau Teo adalah penyebabnya kan? Kalau begitu tidak perlu dipikirkan,"

Celica memalingkan pandangannya sesaat, kekhawatirannya masih belum menghilang meski Kakaknya sudah menenangkannya "Baikla–."

*Boom!*

"Eh!? Apa itu!?" Suara ledakan yang sangat keras mengejutkan mereka berdua, tanpa berkata apa-apa lagi, Celica dan Cattalina bergegas menuju suara ledakan itu berasal.

Ketika mereka berlari keluar, sekumpulan murid berpakaian putih dan murid berpakaian biru saling berhadapan dan memegang tongkat sihir mereka "Oh? Kalian berani ya, dasar rendahan! Fire ball!" Seorang murid laki-laki berseragam biru itu mengeluarkan sihir bola api dan diarahkan kepada seorang perempuan berseragam putih dihadapannya.

"Wall!" Orang itu berhasil menahannya dengan dinding sihir miliknya "Jangan remehkan kami! Kalian harus pergi! Ini jadwal kami memakai tempat ini!" Teriaknya kepada mereka yang memakai berseragam biru.

"Apa yang kau katakan? Kamilah yang pertama kali disini, kalian kelas rendahan tidak punya hak untuk disini! Fire arrow!"

"Keras kepala! Wind Cutter!"

"Earth wall!" Dinding tanah yang ditumbuhi tanaman tiba-tiba muncul di tengah-tengah mereka, kedua sihir mereka pun menabrak dinding itu dan tidak meninggalkan bekas sedikitpun pada dinding itu "Kalian berdua! Hentikan!" Teriak Cattalina, dinding itu pun tenggelam kembali kedalam tanah ketika ia datang, seluruh mata tertuju kepadanya. Melihat raut wajah marahnya, kedua kubu itu mematung dan terdiam melihat kedua gadis berambut pirang itu.

'Lagi-lagi.'

*To be continue*


Load failed, please RETRY

禮物

禮品 -- 收到的禮物

    每周推薦票狀態

    Rank -- 推薦票 榜單
    Stone -- 推薦票

    批量訂閱

    目錄

    顯示選項

    背景

    EoMt的

    大小

    章評

    寫檢討 閱讀狀態: C26
    無法發佈。請再試一次
    • 寫作品質
    • 更新的穩定性
    • 故事發展
    • 人物形象設計
    • 世界背景

    總分 0.0

    評論發佈成功! 閱讀更多評論
    用推薦票投票
    Rank NO.-- 推薦票榜
    Stone -- 推薦票
    舉報不當內容
    錯誤提示

    舉報暴力內容

    段落註釋

    登錄