"Kumohon, jangan pergi! Jangan pergi lagi! Tetaplah di sisiku, aku hanya ingin bersamamu, aku sudah tidak bisa menahan kesedihan ini lagi." Dalam hati Ryoko berkecamuk, luka lama yang selalu ia tutupi muncul kembali saat menyadari kalau apa yang ia inginkan mencoba menjauh lagi.
"Jangan pergi!" gumam Ryoko. Tangannya yang berusaha menahan Arka, dihentikan oleh dirinya sendiri.
"Ya? Apa kamu mengatakan sesuatu?"
"Tidak, tidak apa-apa."
Melihat wajah Ryoko yang tetlihat murung, Arka merasa ada yang aneh. Ia pun mendekat dan membenarkan beberapa helai rambut Ryoko yang tidak tepat dan berkata, "Kamu tidak perlu khawatir, tubuhku baik-baik saja. Seharusnya Cecil sudah cerita kan? Aku berhasil menyelamatkan dia dari dua preman besar loh."
"Kalau begitu aku pergi dulu, kamu juga harus membersihkan noda hitam di wajahmu, Ryoko-san."
....
Dan dari kejauhan Cecil melihat semua yang terjadi sejak awal. Ia senang kalau dua orang yang berharga baginya menjadi akrab, tapi ....
Wooooh... sumpah, ini chapter terberat yang pernah w bikin. Otak w yang selalu penuh akan adegan aksi tiba-tiba harus berputar 180° buat bikin adegan drama romance, yang w sendiri gk paham. Intinya ni chapter bener-bener nguras tenaga.
Arka: Mau gimana lagi, ni author emang jomblo sejak embrio, jadi kalo soal Romance cupu banget.
Diem lu!
____________
Oh ya, jangan lupa buat trus dukung cerita ini dengan Comment, Gunain PS, dan Review. Dan terima kasih buat yang sudah setia menunggu update.