Sudah hampir seminggu ini, Arini menunggu kepulangan ayahnya ke rumah tapi juga tak kunjung pulang. Dia tidak tahu sampai kapan ayahnya akan sibuk bekerja di kantor hingga lupa menemuinya dan Arkana. Dia yakin kalau ayahnya juga sama, sama-sama kangen kayak dirinya yang juga kangen sama ayahnya.
Tapi entah kenapa semakin kesini, malah dia selalu dibuat cemas dan khawatir dengan keadaan ayahnya. Bukan lagi rasa rindu yang dia pendam melainkan rasa gelisah dan takut terjadi apa-apa sama ayahnya itu.
Tiap hari dia selalu bersama dan bermain dengan Arkana, tetap saja rasa gelisahnya tidak bisa dia hilangkan begitu saja. Justru semakin lama, rasa gelisahnya itu semakin bertambah saja. Mungkin untuk menghilangkan perasaan gelisahnya itu hanya dengan bertemu dengan ayahnya. Tapi dia juga sadar kalau dirinya tidak bisa bertemu dengan ayahnya lantaran harus di rumah terus dan yang bisa dilakukannya sekarang adalah menghubungi lewat sambungan telepon.