Pagi hari kembali menyinari bumi, para makhluk hidup kembali mulai menjalankan kegiatan mereka masing-masing. Terdengar suara pintu apartemen yang terbuka pelan, seorang pria masuk dengan membawa sekantong bahan masakan untuk dimasak pagi ini. Ia berjalan ke arah dapur, suasana pagi itu masih sepi.
Ruangan yang gelap, kini mulai terlihat terang di saat ia menyalakan lampunya. Ia berjalan ke arah kamar milik Erwin, untuk melihat apakah temannya itu masih tertidur atau bahkan sudah bangun. Namun, sebelum ia memegang gagang pintunya, pintu itu sudah terbuka dari dalam. Terpampang wajah tampan nan putih itu dengan rambut yang basah. Pria itu tengah mengancingkan kemeja bagian atasnya, ia menatap Andre yang tengah menatapnya balik.
“Ah, pagi Erwin,” sapanya.
“Pagi,” sapa balik Erwin, “Kenapa pagi-pagi sekali sudah ada di sini?” tanyanya.
“Itu karena kemarin aku tidak bisa menemanimu, jadi