Keesokan harinya,
Masih dengan mata yang ngantuk aku melihat jam dari ponsel, sekarang sudah jam 6 pagi, tapi aku masih ingin di atas tempat tidur. Malas rasanya untuk turun ke bawah, badanku lemas, mata juga masih terasa berat. Setelah menaruh kembali ponselku, aku kembali membalut tubuhku dengan selimut.
"Mandinya nanti saja, tunggu agak siangan. Biarkan mereka beres mandi terlebih dulu. " ucapku, lagian pagi ini juga hawanya terasa dingin sekali. Atau, memang badanku yang lagi gak enak.
Baru saja mataku mau terpejam lagi, sayup-sayup telingaku mendengar ada suara keributan dari lantai bawah, awalnya aku cuek saja, mungkin kak Fitri sedang memarahi Mila karena lelet atau sedang heboh membangunkan bang Aang supaya tidak terlambat pergi pelatihan, itu sudah biasa terjadi kan. Tapi lama-lama ada suara tangisan juga, aku duduk lalu mengamati suara itu. Bukan suara Mila atau kak Fitri yang menangis, tapi seperti suara laki-laki.