下載應用程式
67.74% A Perfect Means (Open PO) / Chapter 21: Ch.34: Another Problem that Arise

章節 21: Ch.34: Another Problem that Arise

Hi Guys, thx for 20k and your vote as well.

Here is an update for y'all.

Enjoyed.

*

*

*

*

"Su-Suga-ya ... kenapa kau di sini?" tanya Seokjin kaget, dengan ke-dua bola matanya yang ikut membesar begitu melihat presensi sang adik yang begitu tak disangka.

"Ckk. Seharusnya aku yang bertanya padamu Hyung!! Apa yang kau lakukan di sini, dan kenapa kau membawa Taehyung ke mari huh?" balas Suga dan langsung masuk begitu saja menubruk Seokjin di depannya.

Lain halnya dengan Yoochun yang mengikuti Suga tadi, yang hanya membungkuk sopan pada Seokjin.

"YAA Suga, jangan seenaknya masuk begitu saja eoh!!" seru Seokjin sebal.

"Di mana adikku Taehyungie Seokjin Hyung? Di mana kau menyembunyikannya hah?" cerca Suga tak sabaran sembari matanya bergerak dengan cepat menyusuri setiap sudut ruangan di apartemen ini.

"Siapa yang menyembunyikan siapa hah? Aku hanya membawa Taehyung untuk tinggal bersamaku saja. Apa itu salah?" balas Seokjin, lalu mendelik tajam pada Suga.

"Ehh, apa aku tidak salah dengar!! Sejak kapan kau jadi berubah begini pada Taehyung, Seokjin Hyung? Ini seperti bukan dirimu saja," kekeh Suga dengan pelan.

"Yaa, kau pikir kau saja yang bisa berubah eoh? Akupun juga bisa Suga," sahut Seokjin tak terima.

"Hahaha, berubah setelah kau hampir membunuh Taehyung di kolam renang waktu itu huh? Daebak, kau luar biasa sekali Hyung," tawa Suga sembari bertepuk tangan kecil.

"Lalu bagaimana dengan dirimu Suga! Bukankah kau juga hampir membunuh Taehyung dengan cara mencekiknya?" serang Seokjin pula.

"Kau ... dari mana kau tau itu Hyung?" seru Suga heran.

"Karena waktu itu akulah yang membawa Taehyung ke rumah sakit Suga. Jadi jangan berpikir bahwa aku seorang saja yang dulu pernah berpikiran untuk mencelakainya," balas Seokjin seraya melipat ke dua tangannya.

"Cukup. Sekarang katakan di mana Taehyung, Seokjin Hyung? Aku akan membawanya bersamaku sekarang," ujar Suga, sembari kembali mulai menyusuri apartemen tersebut dengan cepat.

"YAA, BERHENTI MENGGELEDAH APARTEMENKU SEPERTI ITU SUGA!!" teriak Seokjin tak terima. Lain halnya dengan Suga yang tak menghiraukannya sama sekali. Hingga akhirnya, Suga pun menuju ke kamar yang berada di dekat taman belakang di apartemen tersebut.

"Taehyung apa kau.....!!"

Praang.

Suara figura photo yang baru saja berhasil menabrak pintu jika saja Suga tak sempat menghindar tadi.

"PERGI!" disusul pula dengan teriakan seorang namja yang berada di dalam sana dan berhasil membuat Suga membulatkan matanya.

"Tae-Taehyungie, ini Suga Hyung, saeng!!" panggil Suga lembut, sembari berusaha mendekat.

"PERGI!!" teriak Taehyung lagi, kali ini bahkan sembari meleparkan bantal yang ada di dekatnya.

"Astaga, apa yang terjadi?" seru Seokjin yang baru datang pula dan telah bergabung dengan dua orang tadi.

"Taehyungie!!" gumam Seokjin kaget saat dilihatnya kondisi adiknya itu kembali seperti semalam.

"PERGI. PERGI!! KENAPA KALIAN KEMARI EOH? PERGI. PERGI KU BILANG!!" usir Taehyung lagi sembari mengibaskan tangannya kasar dan kali ini tanpa sengaja membuat infus yang ada di tangan kirinya itu tertarik.

Akh.

Ringis Taehyung cukup kencang seiring dengan darah yang kini mulai mengalir akibat luka dari infusnya yang tertarik itu tadi.

"TAEHYUNGIE/TAEHYUNG!!" pekik Seokjin dan Suga bersamaan dan seketika segera menghambur ke arah adiknya itu.

"Yaa Taehyungie, jangan menarik tanganmu seperti itu Saeng!" tegur seseorang, dan itu adalah Seokjin yang terlihat panik sembari mulai mencari apapun yang bisa ia gunakan untuk menghentikan pendarahan pada tangan adiknya itu.

Lain halnya dengan Suga yang langsung menahan tubuh Taehyung agar berhenti mengamuk.

"Lepaskan. LEPASKAN AKU!" teriak Taehyung kencang sembari terus meronta-ronta dari pegangan Suga padanya.

"YAA YOOCHUN-SSI, CEPAT BANTU AKU!" seru Suga pada sekretarisnya juga, yang tadi masih berdiri di depan pintu kamar Taehyung ini.

"Ah nde, mian Yoongi-ssi!!" sahut Yoochun dan segera mendekati majikannya itu yang tengah diamuk oleh Taehyung.

"Astaga seokjin Hyung, apa yang kau lakukan eoh?" teriak Suga yang kini beralih pada Seokjin yang masih kalang kabut.

"Aku mencari perban atau apa saja itu untuk menghentikan pendarahan Taehyung, Suga-ya. Kenapa kau membentakku?" teriak Seokjin pula.

"Astaga, nanti saja yang itu Hyung!! Tak bisakah kau menghubungi uisa-nim atau siapapun itu?" pinta Suga, berhasil menyadarkan Seokjin.

"Aa matta, aish kau ini Kim Seokjin!!" rutuk Seokjin kesal sembari memukul pelan kepalanya sendiri.

"CEPATLAH!!" seru Suga lagi, sementara Taehyung yang dipeganginya bersama Yoochun kini mulai menghentikan aksi perlawanannya tadi.

"Tae, Taehyungie, kau bisa mendengar Hyung sekarang kan?" tanya Suga kemudian pada adiknya yang mulai tenang.

Untuk sesaat, dia berikan kode pada Yoochun untuk memegangi Taehyung sementara dirinya mulai memeriksa luka Taehyung tadi yang masih berdarah.

"Taehyung-ah, apakah ini sakit Saeng?" tanya Suga pelan, sembari mulai membalut luka Taehyung dengan jas miliknya.

Sementara itu, entah kenapa Taehyung kini justru diam seperti patung. Bahkan saat Suga tak sengaja menekan lukanya itupun, Taehyung sama sekali tak memberikan reaksi.

"Seo uisa-nim akan segera kemari," info Seokjin, yang telah selesai menghubungi dokter pribadi adiknya itu dan bergabung dengan yang lainnya.

"Hyung bantu aku!" panggil Suga pada Seokjin yang segera duduk di sisi Taehyung pada sisi lainnya.

"Taehyungie, apa kau merasa sesak Saeng?" tanya Seokjin khawatir saat dilihatnya Taehyung diam saja.

"Yoochun-ssi, kau bisa lepaskan adikku sekarang!" perintah Seokjin kemudian pada sekretaris Suga yang segera menurutinya.

"Apa ada sesuatu yang bisa aku bantu Yoongi-ssi, Seokjin-ssi?" tawar Yoochun kemudian.

"Tolong ambilkan air hangat jika kau tidak keberatan Yoochun-ssi. Kurasa kita akan membutuhkannya untuk membersihkan luka Taehyung," pinta Seokjin sembari melihat luka yang cukup besar pada punggung tangan adiknya itu.

"Taehyung-ah, kenapa kau diam saja Saeng? Katakan sesuatu eum," ujar Suga sembari dirinya masih sibuk mengurusi luka tadi.

Lain halnya dengan Seokjin yang memulai memeriksa keadaan adiknya itu.

"Taehyungie, kau tidak apa-apakan?" tanya Seokjin pula yang ikut merasa aneh dengan sikap adiknya ini.

"Taehyung-ah, bicaralah Dik!" pinta Suga lagi. Kali ini bahkan terdengar serak dan mulai meneteskan air matanya lantaran Taehyung sama sekali tak menanggapinya.

Lalu tanpa disangka-sangka, Taehyung yang tadi melihat Suga menangis perrlahanpun mulai ikut meneteskan air matanya juga kini.

"Kenapa di saat aku ingin menyerah, kalian tiba-tiba berlaku begini padaku Hyung? Ingin menipuku lagi eoh?" isak Taehyung pelan, seketika membuat Suga maupun Seokjin menatap sendu padanya.

"Siapa yang menipu siapa Taehyung-ah?! Apa yang kau maksud dengan ingin menyerah eoh? Apa maksudmu kau ingin menyerah dengan keadaanmu ini eum?" tanya Suga serak sembari menangkupkan wajah Taehyung dengan ke dua tangannya.

"Aku ... aku memang ingin menyerah dengan semua ini Hyung. Untuk apa aku hidup lebih lama lagi dengan semua penderitaan ini eum?" balas Taehyung. Lain halnya dengan kedua orang itu yang mendengar penuturan Taehyung tersebut, tak bisa dipungkiri kini hati merekapun terluka.

"Taehyung-ah, cukup sudah dengan semua yang kau katakan ini. Jangan menyerah seperti ini Saeng, setidaknya beri kami kesempatan untuk menebus semua kesalahan kami padamu, eum?" bujuk Suga sembari menghapus air mata Taehyung yang mengalir dengan tangannya.

"Lalu selanjutnya apa? Agar kalian bisa menyakitiku kembali huh!" sahut Taehyung pesimis.

Ingat, Taehyung sedang depresi sekarang. Jadi wajar kalau dia jadi bersikap aneh tak seperti biasanya.

"Suga-ya cukup, nanti kita bicarakan lagi ne! Taehyungie, kini kau berbaring saja lagi sembari menunggu Seo uisa-nim datang eum?" ujar Seokjin menengahi.

"Kenapa memanggil uisa-nim untuk datang lagi kemari lagi Hyung? Apa kau pikir aku ini gila eoh," tolak Taehyung mentah-mentah.

"Kenapa berbicara seperti itu Taehyungie? Kau itu sedang sakit, makanya uisa-nim akan datang untuk memeriksa keadaanmu," sahut Suga yang masih belum menyadari keadaan Taehyung itu.

"Kalian pikir aku ini sakit karena siapa eoh? Jadi tidak perlu repot-repot untuk mengobatiku. Karena lambat laun, toh aku juga akan mati. Bukankah itu yang kalian inginkan?" seru Taehyung sembari memicingkan matanya.

"Astaga Taehyung-ah, sebenarnya ada apa denganmu yang sedari tadi mengatakan hal-hal yang menyedihkan seperti ini?" seru Suga heran.

Lain halnya dengan Seokjin yang langsung memberi death glarenya pada Suga.

"Hahaha, apa Hyung baru tau kalau aku menyedihkan? Ya benar, begitulah diriku Hyung. Sangat menyedihkan bukan!" kekeh Taehyung yang antara tertawa atau justru menangis.

"Suga-ya cukup. Jangan memancing Taehyung lebih jauh lagi," tegur Seokjin kembali.

"Taehyungie, kita hentikan dulu pembicaraan kita mengenai ini eum? Sekarang tanganmu harus diobati, Saeng. Lihatlah, apa kau sama sekali tak merasakan perihnya?" bujuk Seokjin sembari memegang lengan Taehyung yang sudah dibalut dengan kemeja Suga itu.

"Ani. Ini sama sekali tak ada apa-apanya dibandingkan dengan luka yang menganga di hatiku, Hyung. Itu bahkan jauh lebih perih dibandingkan dengan luka kecil ini. Jadi, aku sama sekali tak merasakannya," sahut Taehyung serak. Lain halnya dengan kedua orang itu, kini mereka berduapun langsung bungkam dibuatnya.

"Pergilah. Pergilah dari sini jika kalian ingin aku berhenti mengatakan hal-hal yang akan membuat kalian sakit hati, Hyung. Pergilah, atau aku akan semakin melukai kalian nantinya," usir Taehyung kemudian pada ke duanya.

"Tapi Taehyung-ah, lukamu ini....!!"

"PERGILAH HYUNG!! JEBAL! Kenapa begitu tak inginnya kalian mendengarkan permintaanku eoh?" Teriak Taehyung frustasi.

"Suga cukup, ayo kita turuti keinginan Taehyung kali ini!!" ujar Seokjin akhirnya yang menengahi.

"Yaa Hyung, kau gila?" teriak Suga pula.

Cukup Suga. Hentikan sekarang juga atau Taehyung akan mengamuk lagi nantinya!! ujar Seokjin dalam hati, seolah bertelepati dengan Suga melalui tatapan mata mereka.

"Taehyungie, Suga Hyung dan Hyung akan meninggalkanmu sebentar. Tapi berjanjilah untuk tidak melakukan sesuatu yang membahayakanmu eum?" pinta Seokjin pada Taehyung yang hanya menatapnya datar.

"Beristirahatlah Saeng. Seo uisa-nim sebentar lagi akan tiba sekarang!!" ujar Seokjin lagi sembari menepuk bahu Taehyung dengan pelan.

"Suga ayo ikut dengan Hyung sebentar! Kita perlu berbicara empat mata, Saeng," ajak Seokjin sembari menarik tangan Suga dengan paksa.

Lain halnya dengan Taehyung yang hanya mampu melihat keduanya dalam diam.

Di luar.

"Kau gila Hyung! Apa kau sudah tidak waras lagi eoh dengan membiarkan Taehyung dalam keadaan seperti itu sendirian?" cerca Suga begitu mereka sudah berada di ruang tengah.

"Kecilkan suaramu Suga-ya, atau Taehyung akan mendengar nantinya!" peringat Seokjin, mau tak mau membuat Suga kesal karenanya.

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan hah, Hyung?" tanya Suga akhirnya seraya berusaha menetralkan emosinya.

"Taehyung sedang depresi sekarang Suga. Jadi berhenti memancing emosinya," kata Seokjin kemudian dan berhasil membuat Suga terbelalak kaget.

"MWORAGO! APA KAU BERCANDA HYUNG?" seru Suga tak terima. Sementara Seokjin terpaksa menutup mulut adiknya itu agar berhenti membuat keributan.

"Lepaskan aku Hyung!!" ronta Suga sembari melepaskan tangan Seokjin dari mulutnya.

"Sudah ku bilang untuk tidak berteriak kan Suga-ya? Kau ini kerasa kepala sekali sih," omel Seokjin gemas.

"Ah nde, mian. Tapi apa benar yang kau katakan itu Hyung?" tanya Suga memastikan, langsung diangguki oleh Seokjin.

"Ya tuhan, apalagi sekarang?" ujar Suga pusing.

Tbc

Jangan lupa Vote ya teman-teman. 😁

Biar aku tambah semangat updatenya. Okay? 😉


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C21
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄