下載應用程式
64.51% A Perfect Means (Open PO) / Chapter 20: Ch.32: Know the Truth

章節 20: Ch.32: Know the Truth

Hi, thx for 18k and your vote.

Dont forget to always support this book, ya? 😊

Enjoyed.

🧚‍♀️

🧚‍♀️

🧚‍♀️

Di kediaman rumah In Sung, kini tengah terlihat seorang pemuda tengah berbicara dengan seorang remaja di depannya.

"Jadi, kau mau bilang bahwa bukan Taehyung yang mendorongku waktu itu Kookie, tapi melainkan adalah Hoseok?" tanya pemuda tadi memastikan dan terlihat sangat tidak percaya dengan info yang baru saja diterimanya saat ini.

"Ne Hyung, karena waktu itu aku juga tengah berada di sana. Begitu pula dengan Seokjin hyung. Tapi itu semua murni kecelakaan Hyung. Hoseokkie hyung sama sekali tak bermaksud untuk mendorongmu kok," jelas Jungkook, yang tengah dimintai keterangan oleh Suga lantaran dialah orang yang berpotensi mengetahui apa yang terjadi selama ini.

Lantas kenapa saat itu Seokjin hyung malah membenarkannya begitu saja? batin Suga dalam hati.

"Dan apa sekarang kau tau di mana Taehyung, Kookie? Karena hampir seharian ini Hyung tak melihatnya. Begitu pula dengan Seokjin hyung," tanya Suga penasaran.

"Anu, sebenarnya Hyung!!" ujar Jungkook ragu lantaran janji yang telah ia buat dengan Seokjin.

"Ada apa Kookie, kau tolong beritahu Hyung semuanya ne? Hyung harus segera membawa kembali Taehyung. Ia sakit parah Kookie," jelas Suga pada Jungkook.

"Mian Hyung ... tapi semalam, Seokjin hyung telah membawa Taetae hyung pergi bersamanya," sahut Jungkook dengan takut-takut.

"Ehh ... kenapa bisa seperti itu?" tanya Suga panik.

"Semalam Seokjin hyung bertengkar dengan Ahjussi. Ahjussi marah, jadi dia meminta Seokjin hyung pergi dari rumah dengan turut serta membawa Taetae hyung bersamanya Hyung," cerita Jungkook.

"Astaga, apa lagi yang terjadi sekarang?" seru Suga pusing dan tak habis pikir.

"Yoochun-ssi, tolong sekarang juga kau cari keberadaan hyungku juga Taehyung ne? Aku akan memberimu waktu selama 6 jam. Pergilah dan mulai bergerak sekarang," perintah Suga seketika pada Yoochun yang langsung terkesiap kaget dibuatnya.

"Ta-Tapi Tuan, bukankah waktu 6 jam itu....!!" protes Yoochun tepotong lantaran segera disambung oleh Suga.

"Aku tidak menerima bantahan Yoochun- ssi. Atau akan aku tidak akan memberikanmu waktu cuti selama 3 bulan kedepan! Tentunya kau ingin libur untuk bersenang-senang dengan yeoja chingumu bukan?" ancam Suga kemudian.

Astaga ... setelah sebelumnya memaksaku dengan ancaman gaji bulanan, sekarang giliran waktu liburku yang terancam. Ya tuhan Yoongi-ssi, kalau aku diberikan kesempatan untuk kembali ke masa lalu dan mendapat tawaran pekerjaan sebagai sekretaris pribadimu waktu itu, akan kupastikan aku tidak akan pernah mengulangi kesalahan yang sama dan lebih memilih menjadi pegawai biasa-biasa saja!! rutuk Yoochun dalam hati.

"Cepatlah Yoochyun-ssi, waktumu ku hitung mulai dari sekarang!!" seru Suga sembari mengecek jam yang ia kenakan di pergelangan tangannya itu.

"Ah nde Yoongi-ssi, aku pamit sekarang!" ujar Yoochun kemudian, sembari berusaha tersenyum semanis mungkin walaupun dalam hatinya terus saja mengumpat karena sikap atasannya pada dirinya ini.

Lain halnya dengan Jungkook yang hanya bisa bergidik ngeri karena sikap Suga tersebut.

Ternyata Suga Hyung mengerikan. Mulai sekarang aku harus pastikan, bahwa aku jangan sampai berurusan dengan Suga Hyung. Aigoo, kasihan sekali Ahjussi itu, bisik hati kecil Jungkook yang berbicara.

Lain halnya dengan Suga yang terlihat begitu cemas dan takut yang begitu kentara pada wajahnya sekarang.

"Astaga saeng, semoga kau baik-baik saja sekarang ne. Perasaan Hyung benar-benar tak enak Taehyung-ah, semoga Seokjin hyung tidak menjahatimu," monolog Suga dalam hati.

***

"Hoseok Sunbae tunggu, bisa aku bertanya sebentar padamu?" panggil seorang namja bermata sipit pada pria lainnya setelah mereka baru saja selesai latihan malam ini.

"Cihh ... aku ingin cepat pulang bantet!! Menganggu sekali sih," sahut si empu dan terlihat kesal.

"Yaa, aku sedang tidak ingin ribut denganmu ya Hoseok Sunbae!!" seru namja yang dipanggil bantet itu tak terima.

"Aish sudahlah, aku juga sedang malas meladenimu. Cepatlah katakan apa yang ingin kau tanyakan?" sahut Hoseok malas.

"Apa Taehyung masih sakit Hoseok Sunbae? Apa kau tau alasan kenapa dia tak menjawab panggilan telephone dariku eoh? Aku sudah menghubunginya seharian ini Sunbae, tapi dia tidak mengindahkannya sama sekali. Apa sesuatu telah menimpanya lagi?" cerocos Jimin seketika.

"Aigoo ... kau pikir aku baby sitternya apa. Ish ... tidak penting sekali," sahut Hoseok sebal dan bermaksud ingin pergi.

"Tunggu Sunbae!! Walaupun kau bukan baby sitternya, setidaknya kau bisa memberitahukanku bukan? Kau kan Hyungnya," ujar Jimin dan berhasil membuat Hoseok mengibaskan tangannya dengan malas.

"Please bantet, aku sedang sangat tidak ingin membahas anak cacat itu sekarang. Terlebih, setelah dia membuat Seokjin hyung pergi dari rumah karena dirinya," kata Hoseok geram.

"Eh ... apa maksudmu, apa yang terjadi Sunbae?" cerca Jimin yang penasaran.

"Jangan banyak tanya, lagipula kau ini orang luar juga kan!! Yang jelas, karena anak itu sekarang hyungku jadi diusir dari rumah," cerita Hoseok dan semakin membuat Jimin penasaran.

"Lalu bagaimana dengan Taehyung?" tanya Jimin yang masih khawatir.

"Ehh, kau ini kenapa lemot sekali eoh? Tentu saja dia jadinya ikut dengan hyungku yang pergi. Astaga, aku tidak pernah menyangka pengaruh anak itu akan sekuat ini!" ujar Hoseok geram.

"Hoseok Sunbae, apa kau tidak khawatir dengan Tae?" tanya Jimin tiba-tiba.

"Eh, apa maksud dari pertanyaan tidak pentingmu itu eoh?" sahut Hoseok malas.

"Kenapa kau tidak suka sekali sih Sunbae dengan adikmu sendiri. Padahal Taehyung bahkan sangat menyayangi dirimu," ujar Jimin kemudian.

"Jangan mencampuri urusan keluarga kami bantet. Lagipula ini adalah masalah kami. Jadi kau sebagai orang luar, harus merasa cukup dengan hanya melihatnya saja!!" seru Hoseok lagi dan kali ini benar-benar meninggalkan Jimin sendirian di sana.

"Astaga alien, kau ini memang benar-benar sangat suka sekali membuatku khawatir ya. Ada dimana lagi sekarang dirimu?" monolog Jimin sendiri.

***

"Ini adalah gejala-gejala depressi Seokjin-ssi. Dapat disimpulkan dari semua ciri-ciri yang ada katakan tadi bahwa Taehyung-ssi tiba-tiba berteriak, menyalahkan semua orang, histeris, merasa tak berguna, kehilangan percaya diri untuk melanjutkan masa depan, juga membahayakan diri sendiri. Itu semua adalah gejala-gejala yang menunjukkan bahwa Taehyung-ssi menderita depresi mayor," jelas dokter Seo begitu ia baru saja selesai memberikan suntikan obat penenang pada Taehyung.

"A-Apa dokter, apa anda bilang Adikku menderita penyakit depresi?" ulang Seokjin kaget.

"Nde, kemungkinan besar Seokjin-ssi. Melihat dari keadaannya selama ini, sebenarnya saya sudah menduganya masalah ini akan terjadi nantinya," ujar Dokter itu prihatin.

"Tapi Adikku bukanlah namja yang mudah putus asa seperti itu uisa, dia bahkan tidak pernah menunjukkannya pada kami selama ini!!" sahut Seokjin tak terima.

"Mungkin anda saja yang tak melihatnya, karena terkadang penderita depresi sendiri juga tidak menyadari bahwa dia sedang mengalami depresi Seokjin-ssi," jelas dokter Seo.

"Astaga, apakah itu bisa disembuhkan dokter?" tanya Seokjin cemas.

"Pada kasus umumnya, biasanya itu akan memakan waktu hingga 4-6 bulan bagi pasien untuk menjalani terapi Seokjin-ssi. Tapi itupun nantinya akan kembali lagi pada diri pasien dan juga lingkungannya apakah mendukungnya untuk bisa sembuh atau tidak," ujar Dokter Seo berusaha sedetail mungkin.

"Lalu bagaimana dengan cara lainnya?" tanya Seokjin yang ingin mencari solusi lain.

"Ada Seokjin-ssi, dan itu berupa obat Cipralex yang berisi escitalopram yang bekerja sentral di otak dan memiliki efek anti depresi," jelas Dokter Seo.

"Apakah itu tidak bjsa digunakan pada Taehyung?" tanya Seokjin yang terlihat berharap.

"Dalam kasus adik anda yang memiliki penyakit autoimun Seokjin-ssi, obat-obatan tidak akan bisa berpengaruh banyak lagi terhadap tubuhnya. Saya sudah pernah menjelaskan hal ini sebelumnya pada anda bukan?" ujar Dokter Seo balik.

"Ah nde, aku lupa uisa-nim. Astaga Taehyungie, kenapa kau jadi seperti ini?" lirih Seokjin sembari menggenggam tangan adiknya yang telah jatuh tertidur tersebut.

"Saya sarankan ke depannya anda membawa Taehyung-ssi untuk terapi saja Seokjin-ssi. Nanti saya akan carikan uisa-nim teman sejawat saya yang ahli dalam masalah ini. Jadi jangan khawatir ne," ujar dokter Seo kemudian sembari menepuk-nepuk bahu Seokjin pelan.

"Ah nde. Terimakasih banyak Seo uisa-nim," bungkuk Seokjin kemudian pada dokter paruh baya itu.

"Aigoo, tak perlu berterimakasih padaku Seokjin-ssi. Lagipula Taehyung-ssi sudah ku anggap seperti anak kandungku sendiri," sahut sang dokter sembari tersenyum lebar.

"Kalau begitu mari saya antarkan ke depan uisa-nim," ajak Seokjin kemudian sembari mengambil alih tas kerja yang sempat dibawa oleh dokter itu tadi.

Di depan.

"Tolong ingat kata-kataku ini padamu Seokjin-ssi!! Nanti apabila Taehyung-ssi sudah sadar, tolong pastikan sebisa mungkin jauhkan dia dari hal-hal yang dapat membuatnya histeris kembali. Anda sadar kondisi adik anda tidak baik kan Seokjin-ssi, jadi anda harus memberikan perhatian extra padanya sekarang," pesan Dokter Seo melalui kaca mobilnya yang terbuka.

"Nde uisa-nim, saya akan mengingatnya dengan baik. Sekali lagi terimakasih dan semoga anda selamat sampai tujuan," ujar Seokjin sembari membungkuk hormat pada Dokter tadi yang segera menyuruh supirnya untuk melajukan mobil.

"Cobaan selalu datang bertubi-tubi padamu ya Taehyung-ssi. Ku harap kau akan mampu bertahan dan bisa melalui itu semua," monolog Dokter Seo.

Kembali kepada Seokjin setelah ia selesai mengantar dokter Seo tadi, iapun segera kembali ke kamar Taehyung untuk menemani adiknya itu.

"Taehyungie ... uri Taehyungie, maafkan Hyung yang telah membuatmu menjadi depresi seperti ini ya Saeng? Kenapa kami selalu saja membuatmu menderita Saeng," monolog Seokjin sembari mengusap pelan pipi adiknya yang tertidur pulas di bawah pengaruh obat.

"Aku lelah Hyung, aku ingin berhenti saja. Kumohon, berhenti mempersulitku ne?"

Kembali terngiang-ngiang perkataan Taehyung sebelumnya dalam benak Seokjin.

"Jebal Taehyungie, jangan pernah mengatakan hal-hal seperti itu lagi ne? Hyung takut kehilanganmu saeng. Mian," tangis Seokjin yang ketakutan.

"Hidupku selama ini seperti sia-sia saja hyung. Apakah aku harus mati dulu baru kalian mau menerimaku eoh?"

TBC

Jangan lupa Vote ya. 😉

Update after 19k views and some votes.


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C20
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄