Callista berfikir untuk pergi jalan-jalan.
"Daripada di rumah sendiri, mending pergi jalan-jalan" Callista bercermin di kamarnya.
Lalu pergi dari apartemen untuk mencari taksi.
Sesampai di toko buku, Callista meminta turun.
"Pak, sini aja"
"Ohh, baik" Sopir taksi nya pun menghentikan taksi nya.
"Makasih ya, Pak" Callista memberikan uang dan turun dari taksi.
Lalu masuk ke toko buku.
Saat Callista sedang memilih buku, di bagian novel dan puisi, hape nya bergetar.
"Siapa sih" Callista mengambil hape nya di tas kecil selempangnya.
Ternyata Karina menelfon Callista.
.
"Assalamualaikum" Callista menjawab telfon nya.
"Waalaikumsalam, lo dimana?!"
"Gua tadi nungguin lo tapi lo gak ada, jadi gua milih jalan-jalan" Callista agak memelankan suaranya.
"Ohh, gua kira lo kenapa-kenapa. Yaudah deh, jangan lama-lama, gua udah di apartemen nih"
"Oke!"
Callista mematikan telfonnya dan lanjut memilih buku.
Tiba-tiba Callista bertemu Deren, dia juga sedang memilih buku, di rak yang sama.
"Callista?" Deren menaikkan salah satu alisnya.
"Bapak?! Pak...bapak ngapain di sini?" Callista kaget.
"Lihat-lihat baju"
"Pak saya beneran"
"Ya mau beli buku lah, kan ini toko buku" Deren terkekeh.
Akhirnya Callista mengambil dua buku yang sudah di pilihnya tadi.
"Permisi, Pak" Callista langsung pergi meninggalkan Deren.
"Ini, Mbak" Callista memberikan buku nya ke kasir.
"Sama ini ya, Mbak" Deren memberikan bukunya.
"Jadikan satu?" Mbaknya bertanya pada Deren.
"Iya" Deren menatap Callista.
Callista pun membalas tatapannya.
"Gak, mbak! Sendiri in aja" Callista mengerutkan kening.
"Satuin aja"
"Pak!"
"Iya?"
"Saya buru-buru"
"Ya makannya jadiin satu aja" Deren hanya tersenyum.
Mbak kasirnya pun binggung mendengar perdebatan mereka.
"Jadi ini mau gimana?" perdebatan Deren dan Callista pun terhenti, karena mendengar pertanyaan mbak kasir nya.
"Satuin" Deren yang menjawab.
Callista akhirnya mengalah, dia hanya diam.
"Ini" Mbak itupun memberikan bukunya.
"Makasih" Deren menerima bukunya.
"Siniin buku saya, Pak" Callista meminta bukunya.
"Kamu mau pulang?" Deren menjauhkan kantong plastik berisi buku itu.
"Iya, Pak"
"Saya anterin"
"Gak usah, Pak"
"Berarti bukunya gak akan saya kasihin"
"Pak..." Callista menghela nafas.
"Yaudah iya" Callista akhirnya menyerah.
Deren pun mengelus kepala Callista.
"Ihh..." Callista menepis tangan Deren.
"Ayo" Deren berjalan mendahului Callista, lalu di susul Callista.
Sesampai di depan apartemen Callista, Deren pun berhenti.
"Sini aja, Pak"
"Oke"
"Makasih, Pak. Terus mana buku saya?" Callista meminta bukunya.
"Nih..." Deren memberikan kantong plastik berisi buku Callista.
"Nih Pak, uangnya" Callista memberikan sejumlah uang untuk menngembalikan uang yang di bayarkan Deren untuk buku Callista.
"Buat?" Deren menaikkan salah satu alisnya.
"Buku"
"Gak usah" Deren menolaknya.
"Pak..." Callista mengerutkan kening, dia sebal dengan Deren.
"Gak papa, gak usah. Kapan-kapan aja, uang itu buat nraktir saya" Deren tersenyum.
"Tapi..."
"Udah sana, mau pulang gak?"
Callista akhirnya mengalah dan keluar dari mobil Deren.
"Makasih ya, Pak" Callista tersenyum terpaksa.
"Iya, bye..." Deren menutup kaca nya dan meninggalkan Callista.
"Assalamualaikum" Callista membuka pintu ruangannya.
"Waalaikumsalam. Makan, Ra!" Karina sedang di depan pintu sambil makan mie.
"Makan apa lo?" Callista mengerutkan kening.
"Makan mie" Karina tersenyum.
"Ohh, gua kagak, ahh" Callista pergi ke kamarnya.
"Yaudah" Karina melanjutkan makannya.
°°°
"Permisi, Pak" Callista mengetuk pintu.
"Iya?" Deren memalingkan pandangannya ke arah Callista.
"Nanti ada rapat, dan saya juga mau menyerahkan berkas ini" Callista menaruh berkas yang dia bawa ke meja Deren.
"Ohh, iya. Makasih" Deren tersenyum.
"Baik, saya pergi ya, Pak" Callista pergi menuju pintu.
"Callista!" Deren menghentikan langkah Callista.
"Iya, Pak?" Callista membalikkan badannya.
"Besok kita ke luar kota, ya. Selama tiga hari"
"Ha? Saya ikut?" Callista kaget.
"Iya, kan kamu sekertaris saya"
"Tapi, Pak..."
"Atau mau saya pecat?"
"I-iyaudah deh, Pak" Callista menghela nafas dan pergi dari ruangan Deren.