© WebNovel
Alunan melodi syahdu penyalur rindu, mengalun indah terdengar syahdu, sampai tidak bisa ku bantahkkan lagi, nyatanya hati sudah memilihmu menjadi penjaganya.
***
Suara kaki kuda yang berlari pelan menyelusuri jalan di hutan kerajaan. menimbulkam perpaduan bunyi yang menyatu dengan alam, menimbulkan suara hentakan kuat kaki kuda yang memecahkan kesunyian yang semula terbentuk disana. Sepasang anak adam yang sudah menjadi penyebab suara hentakan kaki kuda itu terdengar, duduk tenang diatas punggung kuda. Sepasang anak adam yang terlihat semakin mencolok dengan pakaian Khas keluarga kerajaan melekat indah ditubuh mereka. Merekalah para penerus kerajaan Wilshon dan William. yang akan menggantikan sang raja Robert Wilshon dan King William yang sekarang memerintah..
"pangeran kita mau kemana?" tanya sang putri, yang masih saja kebingungan dengan tingkah sang pangeran yang tiba-tiba mengajaknya berkuda menyelusuri hutan kerajaan.
Padahal sebelumnya, ppangeran tidak pernah mengajaknya pergi sejauh ini.
"hn" jawab sang pangeran singkat. membuat sang putri menggerutu jengkel
"itu jawaban atau apa. ambigu" gumam sang putri jengkel dengan suara yang sangat kecil. tapi tentu itu dapat di dengar oleh pangeran yang duduk memeluknya erat diatas punggung kuda.
"haha " pangeran tertawa geli melihat tingkah sang putri yang sekarang sedang merajuk padanya. Princesnya memang begitu menggemaskan.
"berhentilah merajuk putri, sebentar lagi kita akan sampai. " lanjutnya
"
"balas sang putri masih dengan kegiatan merajuknya. pangeran tidak mengerti, mengapa putri dari raja Wilshon bisa semanis ini, ditambah lagi sang putri yang sering merajuk belakangan ini, membuatnya gemas saja. Kalau begini mana mungkin dia sanggup meninggalkan sang putri dalam kurun waktu yang lama, dia pasti akan rindu.
Seperti saat ini.
"oo ayolah putri. berhentilah memanyunkan bibirmu. kau membuatku tidak tahan ingin menciumnya", ucap pangeran nakal, dengan kepala yang sengaja dia tenggelamkan diantara lekuk leher sang putri. menghirup aroma chery yang menjadi wangi khas sang putri Alexsa. Membuat rona merah kembali menghiasi kedua pipi putih sang putri, membuatnya semakin gemas saja. sampai tidak tahan untuk mencubit kedua pipi sang putri yang sedari tadi menggoda kedua tangannya untuk berbuat nakal.
“Auu sakit” pangeran tertawa geli, melihat wajah memberungut dengan kedua pipi yang semakin memerah karena ulah tangannya.
“maaf-maaf” mengusab pelan kepala berhiaskan tiara di depannya, sang putri semakin merona di buatnya.
Menggemaskan!
"ayo turun kita sudah sampai" ucap sang pangeran akhirnya, setelah mereka sampai di tempat tujuan. Dengan tangan terulur menunggu sang putri menyambutnya, dan membantunya untuk turun dari kuda.
“kita sudah sampai Princes” sang putri masih diam, menelusuri setiap apa yang bisa netra hitamnya tangkap.
1 detik
2 detik
3 detik...
“ini...” Sang putri terpaku di tempatnya, matanya berkedip beberapa kali seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Ini indah sekali, bagaimana mungkin tempat seindah ini dia tidak tahu selama ini. Danau ini, iya danau ini benar-benar danau terindah yang pernah dia lihat. dengan hamparan air sebening kristal yang seolah membuatnya bisa melihat gerombolan ikan berenang didalamnya, dan hamparan pepohonan rindang di sekitar danau membuatnya merasa benar-benar nyaman.
Ini indah sekali
Sang putri langsung berbalik menatap senang kearah pangeran yang masih memberikan senyum terbaiknya.
“ ini indah sekali” ucapnya takjub dengan binar bahagia di kedua matanya.
"pangeran, bagaimana pangeran tahu tempat seindah ini. ini adalah danau terindah yang pernah aku lihat pangeran. " kagumnya dengan mata berbinar senang.
"apapun untukmu putri.. "balas pangeran
sang putri benar-benar tidak bisa menyembunyikan kekagumannya pada keindahan danau yang masih sangat alami ini. Membuatnya berjalan mendekati tepi danau dengan wajah berbinar cerah sampai akhirnya kakinya menyentuh tepian danau bagaimana mungkin tangannya tida tergerak untuk sedikit menyentuh airnya. yang ternyata masih sangat dingin, walaupun hari sudah siang.
"pangeran ini sangat indah. aku sangat senang bisa kemari, terimakasih" sang putri berucap tulus, dia tidak menyangka dia bisa kemari walaupun ini masih didalam wilayah kekuasaan ayahnya tapi tetap saja, sebagai seorang putri dia tidak bisa keluar semudah itu dari kerajaan tampa pengawal. Dan hanya dengan kekasih nya ini ayahanda mengizinkannya pergi sejauh ini.
Dia senang. Dia senang sekali.
"sama-sama Princes" balas sang pangeran. sambil mendekat ke tempat sang putri berdiri, ikut merasakan air danau yang masih terasa begitu dingin saat matahari sudah berada diatas kepala.
"apa kita akan kesini lagi nanti?“ tanya sang putri semangat, diikuti sebuah tangan yang mulai mencari tempat ternyaman di pinggangnya yang ramping.
"pangeran" gumam sang putri saat merasa ada kedua tangan yang memeluk nya possesif..
"Yes Princes" pangeran tersenyum simpul, netra sekelam malam itu menatap intens gadis manis di depannya. Kapan pun itu, dia pasti tidak akan menolak untuk kembali membawa pujaan hatinya kemari. melihat senyum bahagia itu, dia benar-benar merasa sangat senang. Tangannya yang terbebas terangkat, mengusab pelan wajah seputih persolen di depannya. Dia rindu saat-saat setenang ini hanya berdua dengan pujaan hatinya, terkadang kesibukannya sebagai pewaris tahta membuatnya tidak bisa berlama—lama dengan putri Alexsa.
Dan itu menyebalkan sekali. Andai saja dia bisa menghentikan waktu, dia ingin waktu berhenti sekarang juga.
"........."
"........."
Keduanya hanya diam menikmati suasana danau yang masih asri didepan mereka. Sesekali sang putri bergerak tak nyaman karena ulah sang pangerang yang terus menciumi lehernya.
kesal dengan kejahilan pangeran, dengan berat hati sang putri melepaskan pelukan posesif tangan kekar pangerang dan berbalik menghadap sang pangeran dengan kedua tangan bersidekap dada kesal.
"berhentilah membuat aku geli, pangerann. " ucap sang putri kesal. Pangeran tersenyum jail, netra hitamnya menatap lembut gadis yang masih menatapnya kesal dengan cara yang begitu menggemaskan.
" aku menyukainyaa putri. kamu sangat wangi. itu seperti candu buatku" balas sang pangeran semakin mempersempit jarak diantara mereka.
"pangerann.” sang putri berucap malu, dia yakin sekarang kedua pipinya kembali semerah buah tomat kesukaan pangeran.
Angin berhembus pelan di sekeliling mereka. pangeran semakin mendekatkan wajahnya pada sang putri, menghirup aroma chery yang sudah menjadi candu untuknya. sampai akhirnya benda kenyal itu menyatu, mengecap pelan sangat pelan sekali.
“ emmkh”
saling melumat. saling menukar saliva, saling membagi kehangatan di setiap lumatan yang mereka ciptakan .
“eahhkh" sang putri berdesah pelan saat sang pangeran menggigit nakal bibirnya.
Saling mengecap penuh cinta, sang putri terbuai dengan ciuman lembut tanpa kesan terburu-buru yang pangeran lakukan, sampai ahirnya dia merasa pasokan udaranya yang semakin menipis. Sang putri memukul pelan dada bidang di depannya. dengan berat hati akhirnya pangeran menyudahi ciuman mereka. Dengan benang saliva yang masih terhubung dan rona merah semerah buah kesukaannya yang tersaji di depannya, dia yakin dia ingin kembali mengulang kejadian beberapa detik lalu.
"apa kita akan kesini lagi pangeran " tanya sang putri lagi, setelah beberapa saat mencoba bernafas dengan teratur, dengan pasokan udara yang menipis di paru-parunya
" tentu Princes" jawab sang pangeran sambil membawa tubuh mungil sang putri ke dalam dekapan hangatnya..
***
"OIIIIIIIII." teriak seorang lelaki di depan seorang gadis yang masih asik dengan dunia mimpinya.
" Oiiiii bangun, aduh bisa gila gue bangunin lo. bangun OIIIII.. "teriaknya lagi
kok suara pangeran cempreng gitu ya. ih mana mungkin ah. ni pangeran masih meluk gue. mimpi kali gue.
" kepala lo puyeng, makin gak waras deh adek gue. malah meluk guling dia. " teriak lelaki itu lagi. lelah terlalu lama berteriak-teriak namun tidak ada respon yang berarti dari gadis di depannya. Sambil tersenyum jail, tangannya terangkat mengambil posisi yang tepat diatas selimut yang digunakan adiknya.
" baik lah kalau lo maksa Princes" ucapnya sambil tersenyum licik.
“ALEXSAA”
DUKKK. BRUUKK.
“AUUUUU SAKITT“
Teriakan kesakitan terdengar nyaring memenuhi kamar seorang gadis bernama Alexsa yang terjatuh dengan tidak elitnya dari atas tempat tidurnya, akibat ulah kejahilan sang kakak.
"lo apaan sih kak, ganggu mimpi gue aja lo. kacau lo ah" sembur sang gadis tak terima. sambil mengulus-ngulus kepalanya yang terhantam sisi nakas dan pantatnya yang menghantam lantai kamarnya.
" salah sendiri, lo pikir ini sudah jam berapa. oiii telat ni gue kesekolah. " balas Alex sambil menunjukkan jam kedepan wajah Alexsa.. " gue sih gak apa telat. Secara kan ini masih hari orientasi. nah situ.. "lanjut Alex sambil tersenyum mengejek kesialan gadis di depannya.
Sadar akan posisinya yang tidak menguntungkan untuk mendebat lelaki di depannya, Alexsa langsung memasang ekpresi memohon minta dikasihani yang sukses membuat Alex merotasikan matanya bosan.
Sudah biasa, sudah gak mempan.
"ih kak Alex mah gitu, dia jahat ih. izinin Lexsa kenapa " rajuknya masih mencoba meluluhkan hati lelaki di depannya, walaupun sebenarnya dia juga sadar itu percuma.
Alex tersenyum mengejek dengan netra hitamnya yang tidak lepas dari wajah menggemaskan yang ditampilkan gadis di depannya, bibir yang sedikit dimanyunkan, netra hitam yang serupa dengannya yang menatapnya memohon minta dikasihani. Sangat menggemaskan, ingin rasanya dia mengecup pelan bibir merah alami yang sedang mencoba merayu nya itu, kalau saja dia tidak ingat siapa gadis menggemasan di depannya ini.
"gak bisa Princes kamu harus datang, udah deh cepat sana mandi nanti kamu benar-benar telat lo. kakak gak tanggung jawab ya " balas Alex sambil mengelus kepala Alexsa lembut.
Alexsa semakin memberungut kesal, dia ingin libur dengan memanfaatkan posisi kakaknya sebagai kakak tingkat, tapi sepertinya dia gagal total kakaknya tidak bisa diajak kompromi pagi ini.
"iya ah, udah sana keluar aku mau mandi" ucap Lexsa ketus, Alex terkekeh pelan. Tahu gadis yang sedang berjalan kekamar mandi dengan kaki yang dihentak-hentakkan itu sedang kesal dengannya.
Masih dengan tawa gelinya, Alex melangkah keluar dari kamar Alexsa. Sampai akhirnya dia terpaksa berhenti dengan tangan siap membuka kembali pintu kamar adiknya saat telinganya dengan jelas mendengar Alexsa menggerutu kesal dari dalam kamar mandi.
" dasar perusak mimpi orang, ooo pangerang see you again in my dream. dasar kak Alex jahat . apa juga gunanya dia jadi ketua penyelenggara orientasi di SMA baru ku, pengen libur aja susah, Dasar jahat.. "
Alex terekeh pelan, Alexsa pasti sangat kesal padanya
"aku mendengarnya princes" balas Alex sambil membuka kenop pintu kamar Alexsa.
"YAAAA. KELUAR SANA" teriaknya sambil melempar sebuah benda yang berakhir membentur pintu kamar mandi. yang dia yakin itu pasti botol shampo.
"HAHAHAHA" Alex terus tertawa keras tidak memperdulikan tatapan heran Mommy nya. yang terus melihatnya sejak Alex turun dari lantai dua.
Mau bagaimana lagi, menjaili Alexsa pagi-pagi begini sungguh membuatnya bahagia sekali
" kamu kenapa Alex?" tanya Mommy nya heran, sambil melanjutkan sarapa yang tad sempat tertunda karena tawanya.
" biasa ma, Lexsa ngelantur gak jelas lagi" jawab Alex asal masih dengan senyum jahilnya . Membuat wanita di depannya menggeleng prihatin dengan nasib putrinyayang kembali dijaili putranya.
"kamu ini kasian adikmu jangan kamu kerjain terus"
“gak bisa ma, kalau gak ngerjain dia. itu bagaikan hidup tak bernyawa. bagaikan sayur tanpa garam. gak kerasa ma. hambar hari-hari Alex nanti " Alex membatin Ria, tidak berani mengucapkannya lansung, takut dimarahi dengan ancaman uang jajan di potong.
NGERI OI.
"iya ma." Balas Alex patuh. sambil ikut memakan sarapannya.
" Daddy mana ma, sudah berangkat?. " tanya Alex heran dengan Daddy nya yang belum juga terlihat di meja makan.
"Daddy kamu ada rapat penting di kantor pagi ini. " balas Mommy nya, sambil meminum susu coklat diatas meja.
"ooo " balas Alex tenang, lebih memilih melanjutkan sarapannya, setelah sadar wanita cantik di depannya pun sepertinya sedang terburu-buru menyelesaikan sarapannya. lagipula ini sudah sering terjadi. Daddy nya yang pergi kekantor terlalu pagi. atau Mommy nya yang tiba- tiba terburu-buru seperti saat ini..
hy jangan berpikir kalau ini cerita tentang keluarga yang tidak bahagia dengan anak-anak mereka yang berakhir mencari kebahagiaan mereka sendiri seperti yang banyak terjadi di cerita Broken Home, Atau serial drama TV lainnya. tentunya mereka keluarga yang sangat amat bahagia sejagat raya.
.
mengapa begitu?
Tentu saja dengan perhatian penuh yang orang tua Alex dan Alexsa berikan kepada mereka, sesibuk apapun kedua orang tuanya tapi perhatian dan kasih sayang yang diberikan kedua orang tua mereka tidak pernah kurang, tidak pernah. Mengingat kesibukan kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai dokter bedah dan juga pemilik dari Robecha Hospital dan Daddy nya yang sekarang menjabat sebagai CEO di Wilshon Grop. Bukankah kedua orang tua mereke sangat sibuk.
"lama amat princes" sapa Alex, saat melihat Lexsa sudah duduk manis di sebelahnya. sambil memakan sarapannya dengan buru-buru.
"hy, pelan-pelan Princes. " lanjutnya mengingatkan.
"kakak tahu_ "balasnya ngantung, membuat Alex mengernyit bingung.
"KITA SUDAH TELAT, LO PUNYA JAM KOK GAK DI LIHAT SIH LEX" teriak Alexsa geram didepan wajah Alex, hitung-hitung balas dendam atas kajailan Alex tadi di kamarnya
"AAPA" Alex berucap kaget sambil melihat jamnya. kemudian beralih melihat Lexsa yang sudah siap dengan sarapannya.
Cepat sekali.
"AYOOO" teriaknya lagi saat melihat Alex yang masih menatapnya bengong.
" santai dong" balasnya saat sadar, kemudian langsung ikut berjalan cepat mengikuti Alexsa yang sudah berada di depannya, dengan cepat Alexsa memasuki mobil mewah kesayangan kakaknya yang sudah terparkir di depan rumah mereka.
“Cepat Elah “ Alexsa berucap geram, netra kelamnya menyorot Alex kesal.
“Sabar “ Alex berucap kesal sambil melajukan mobil kesayangannya keluar dari kediaman mereka.
" santai, jidak lo bocor." umpat Alexsa kesal. " kakak enak senior kan. nah aku juniornya, yang hari ini di ospek kan aku. " lanjut Alexsa masih dengan ekspresi kesalnya, Alex mengangguk mengerti mencoba memahami kekesalan Alexsa pagi ini.
"iya, ini udah cepat kok Princes." balas ALex sambil menambah kecepatan mobilnya.
" kakak pun gak mau izinin Lexsa. coba kalau kakak izinin Lexsa, kan gak ribet gini." balas Alexsa menggurutu kesal. Membuat Alex kembali merotasikan matanya bosan, padahal dia sudah meminta izin untuk Alexsa dari hari pertama orientasi, tapi memang dasarnya Alexsa tidak ingin mengikuti acara penyambutan siswa baru disekolah mereka, Alexsa benar-benar tidak menyukai acara orientasi.
" kamu harus pergi hari ini. Tidak mungkin kan tiap hari izin, memangnya kamu tidak mau melihat bagaimana orientasi di sekolah baru kamu " jelas Alex berusaha membujuk.
" gak " jawabnya masih kesal. Alex menghela nafas panjang, dia harus bisa membuat mood Alexsa membaik, sebelum mereka tiba di sekolah. Tidak lucu bukan kalau nanti Alexsa marah-marah disana.
" jangan marah-marah dong, ini kan hari pertama kamu sekolah. lagipula siapa yang akan berani melabrak kamu nanti, kamu kan ketua karate waktu SMP yang ada malah kamu nanti yang labrak mereka.. " jelasnya lagi dengan nada menggoda.
karena mengingat bagaimana Alexsa aslinya. mana mungkin ada yang berani melabraknya. dia pemegang sabuk hitam saat SMP, bahkan dia pernah memukul anak laki-laki sampai sekarat di rumah sakit. membayangkannya saja ngeri. seorang gadis kecil yang manis tapi punya kekuatan bak moster. hiiii menyeramkan.
" ahh males". Jawabnya, kali ini dengan nada yang sedikit lebih tenang. Alex tersenyum penuh arti, mood Alexsa sedikit lebih baik sekarang.
Alex memilih diam tidak lagi berusaha beradu argumen dengan Alexsa, karena pasti tidak akan ada habisnya. ALex melajukan mobilnya dengan sedikit lebih cepat lagi, berbaur dengan kendaraan di jalan raya. berusaha menerobos padat nya lalu lintas Ibu Kota. agar mereka lebih cepat sampai di sekolah.
***