下載應用程式
44.44% LAST DAY ON EARTH / Chapter 4: Harapan

章節 4: Harapan

Mereka yang menyadari akan hal itu langsung bergegas. Theo dan Louis menyiapkan persenjataan untuk mereka gunakan. Philipe menyiapkan kendaraan. Moura dan Jack mengumpulkan bahan makanan untuk kebutuhan mereka. Marie langsung menyiapkan berbagai macam alat alat P3K.

"hurry up guys!" teriak Philipe dari dalam mobil.

Tak berselang lama mereka semua langsung masuk ke dalam mobil dan Philipe langsung tancap gas menuju tujuan mereka.

Mereka sudah merencanakan ini matang matang. Mereka sudah tau apa yang harus dilakukan ketika makhluk makhluk itu kembali.

Mobil yang berlapiskan baja karya philipe itu menerobos masuk ke dalam hutan menaiki pegunungan. 25 menit pejalanan dan Philipe menghentikan kendaraannya.

"kita sampai" ucan Philipe

Tujuan mereka adalah sebuah pegunungan yang cukup terbuka untuk mereka memantau apa yang harus mereka lakukan.

Mereka semua turun dari mobil dan melihat ke sekitar. Pesawat pesawat itu menurunkan ribuan alat yang berbentuk seperti truk biasa tetapi tidak memiliki roda dan dibagikan depannya terdapat mesin untuk meratakan bangunan bangunan bekas peperangan. Dan mereka membersihkan itu semua hanya dalam waktu 40 menit.

Theo dan yang lain melihatnya sambil menangis. Marie yang sangat lembut menangis tak menyangka bahwa ini semua harus terjadi ke planet yang ia sayangi. Dia menangis sangat keras. Philipe yang tak tega memeluk ya dengan erat. Ia tidak tega melihat adiknya yang ia cintai menangis begitu kerasnya.

Moura yang awalnya terlihat tegar akhirnya harus tumbang dan menangis dalam diam. Moura menangis ketika melihat daratan yang dulu sangat mereka sayangi rata menjadi tanah. Theo berusaha menenangkan Moura yang menangis. Ia menarik Moura kedalam pelukannya dan memberikan ketenangan

"kita pasti bisa lewati ini mou. Kita harus berjuang buat pertahanin planet ini mou" ucap Theo dengan lembut kepada Moura

Moura yang mendengarnya tersenyum.

Louis sedari tadi hanya  diam menatap tanah yang dulu mereka lindungi dengan mengkampanyekan stop penggunaan plastik tapi kini hancur oleh ego mereka. Louis berdiri dengan tangan yang mengepal.

Jack yang biasanya memiliki ide ide genius hanya duduk di dekat mobil sembari berdoa dengan kalung pandora yang ia temukan beberapa hari yang lalu.

Pandora adalah benda berbentuk kubus yang berisi harapan dan Jack berharap dapat membuka kotak itu. Jack berdoa dengan bersungguh sungguh. Ia berharap dia diberikan jalan untuk melawan makhluk makhluk ini.

Tiba tiba kalung pandora ini hancur. Dan menyisakan sebuah bola berwarna putih.

"guys" panggil jack kepada yang lain

Semuanya nengok ke arah Jack yang sedang memegang batu yang bercahaya.

"apa itu jack?" tanya Theo

"Tidak tahu, tiba tiba ini ada...." ucap jack terpotong karena tiba tiba batu itu menyala sangat terang.

....

O

LYMPUS

"Dimana kita?" tanya Marie yang baru saja membuka matanya

"Rumah para dewa" jawab Louis

Di hadapan mereka kini ada sebuah tangga panjang yang menujunke satu bangunan yang melayang. Semua yang ada disini melayang termasuk bebatuan yang mereka injak saat ini. Cahaya tempat ini berwarna seperti warna matahari tapi tidak terlihat matahari. Udaranya sanaat sejuk membuat siapa saja yang ada disana merasa nyaman.

"ini adalah harapannya" ucap Jack spontan

"apa maksudnya?" tanya Philipe

"kotak pandora itu adalah kotak yang berisi berbagai macam malapetaka, bencana, musibah, dan harapan. Kotak itu secara tak sengaja terbuka dan ngeluarin semua isinya. Malapetaka, bencana, musibah semuanya keluar kecuali harapan." jelas Jack

"jadi menurut lu harapan kita untuk nyelametin bumi adalah para dewa?" tanya Moura

"ya, pasti kayak gitu" ucap Jack

"gw ga terlalu percaya sih, tapi ga ada salahnya juga kalo kita coba." kata Philipe

Mereka saling pandang

"ok, ayo kita coba naik" ucap Theo

Mereka mulai menaiki anak tangga satu persatu untuk mencapai bangunan diatas sana. Ketika mereka sudah sampai di depan pintu bangunan tersebut Theo langsung ingin membuka pintu tersebut tetapi tangannya ditahan oleh Moura.

"lu yakin?" tanya Moura

"kenapa mesti ga yakin?" jawab Theo

"tapi kalo ternyata mereka ga ngasih solusi gimana?" ucap Moura denaan khawatir

"at least we try" jawab Theo sambil tersenyum dan melihat ke yang lain untuk memastikan.

Theo membuka pintu yang sanaat besar tersebut. Tinggi pintu tersebut kurang lebih 18 meter dan bangunan itu terlihat jauh lebih besar daripada saat mereka dibawah.

Yang pertama Mereka lihat adalah belasan atau mungkin puluhan bangku berukuran besar yang diduduki oleh sesuatu yang besar dan disusun melingkar. Dan merekalah yang dilingkari.

Yang pertama kali dilihat oleh Theo adalah sesosok yang menyerupai manusia yang sangat besar. Memiliki jenggot berwarna putih yang menyatu dengan rambutnya.

"Selamat datang dirumah kami wahai manusia" ucap makhluk tersebut

"Zeus? Is that you?" Tanya Moura

"ternyata ada yang mengenaliku. Hahahaha" ucapnya sambil tertawa

"Jadi ada perlu apa kalian datang kemari wahai makhluk alam fana?" ucap salah seorang makhluk di sebelah Zeus

Theo yang akhirnya mengenali semua yang ada dihadapannya. Dihadapannya ada Zeus sang dewa petir. Di sebelah kanannya ada Poseidon sang penguasa lautan. Disebelah kirinya ada Hades sang penguasa alam bawah. Dan juga banyak dewa dewa lainnya seperti Demeter, Athena, Hera, Selene, Apolon.

"apakah makhluk makhluk dari bangsa Tiranis tersebut sudah menghancurkan kalian?" ucap Poseidon sambil tersenyum

"ya, mereka menghancurkan kami. Dan kedatangan kami kemari atas bimbingan Kotak Pandora" Jawab Jack

"Kami memohon kemudahan hati kalian untuk membantu kami wahai para dewa yang agung." ucap Moura sembari menunduk

Zeus terpukau melihat kecantikan Moura

"tidak usah memulainya kalau kau tidak mau makhluk itu mati ditanganku" ucap Hera istri Zeus

Zeus tidak mengindahkan perkataan dari Hera.

"tentu saja kami akan membantu kalian. Tapi tentu saja kami tidak mau mengotori tangan kami untuk membantu kalian." ucap Hades

"tentu saja, cukup beritahu apa yang harus kami lakukan dan kami akan melakukannya" ucap Theo

"kau serius denaan perkataanmu itu?" Tanya Zeus

"tentu saja hamba bersungguh sungguh akan perkataan hamba" ucap Theo merendah

"baiklah, kami akan membantu. Tapi harus ada yang kalian korbankan untuk itu semua." ucap Zeus

"dan kami tidak akan memberitahu apa yang akan dikorbankan sampai kalian selesai" ucap hades "apakah kalian berseia?" sambung Hades

Mereka berendam saling pandang. Mereka bingung harus memutuskan apa.

"hamba bersedia" ucap Marie yang mengejutkan yang lain

"begitu pula kami semua hamba" ucap Philipe sembari membungkukan badannya

"baiklah" ucap Zeus sembari mengeluarkan mangkuk yang berisi 6 buah batu dengan warna yang berbeda beda dan sebuah pisau. Merah, biru, ungu, kuning, jingga, dan hitam. Itulah warna dari batu batu tersebut

"lukai jari kalian dan tetesan kedalam sini" ucap Zeus sembari memberikan mangkuk yang terbuat dari kaca tersebut

Tanpa berpikir panjang mereka satu persatu mulai meneteskan darah mereka ke dalam mangkuk tersebut.

Batu batu tersebut melayang dan hancur. Serpihan dari batu batu tersebut menyatu dengan tubuh mereka.

Batu berwarna merah menyatu dengan tubuh Moura

Batu berwarna hitam menyatu dengan tubuh Louis

Batu berwarna kuning menyatu dengan Theo

Batu berwarna ungu menyatu dengan Marie

Warna biru menyatu dengan Philipe

Dan yang berwarna jingga menyatu dengan Jack

"itu adalah batu milik kami. Yang membuat kalian dapat mengendalikan senjata kami." ucap Hades

"senjata senjata milik kami sudah tersebar di seluruh pelosok planet kalian." ucap Poseidon sembari melemparkan sebuah kertas kosong kepada Jack "kau yang akan menjadi penunjuk jalan"

Jack langsung membuka kertas tersebut. Dan yang ia temukan hanyalah kertas berwarna coklat yang kosong.

"jangan bertanya kenapa kertas itu kosong. Kertas itu bekerja seperti kompas. Dan tidak ada senjata yang kami sembunyikan disini." jelas Zeus

"ada yang mau bertanya anak anak?" ucap Poseidon

"apakah bentuk dari senjata kalian dimuka bumi?" Tanya Louis

"sama seperti yang tadi" jawab Zeus

"serius? Kau pikir ada berapa juta batu berwarna yang ada di muka bumi? Dan kami harus mencarinya." Kata Louis dengan sedikit emosi

"itulah fungsinya kertas itu, bodoh" ucap Poseidon dengan geram

"sebaiknya kalian memulai perjalanan ini." ucap Zeus sembari menjetikkan jari

Seketika timbul cahaya yang sangat terang yang memaksa mereka menutup mata mereka.

To be continued...


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C4
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄