Kara tahu kalau pria itu mengetahui sesuatu dan sengaja tidak bilang padanya. Mungkin sesuatu yang dia tidak perlu tahu. Meski begitu, dia tetap saja merasa penasaran. Sehingga alih-alih menunggu tehnya dibawakan kemari, Kara berdiri dari sofa dan berjalan menuju pintu, berniat pergi ke ruang baca kakeknya. Butler yang melihat pun hanya membiarkan. Cukup tahu diri untuk tidak ikut campur lebih jauh di dalam urusan keluarga itu.
Langkah kakinya membawa Kara berjalan memutar menuju ruang baca. Namun sebelum dia mengetuk pintu, dari luar terdengar suara Ian karena cukup keras. Begitu pula suara kakeknya karena keadaan sekitar yang cukup sepi. Alih-alih mengetuk pintu dan masuk, Kara tetap berdiri di depan pintu dan menguping pembicaraan mereka yang sama sekali tidak terdengar santai.