Anya menggigit bibirnya dan berhenti. Kemudian ia melirik ke arah Aiden dengan gelisah.
"Kalian bicaralah dulu. Aku akan menunggu di luar," Aiden memahami arti tatapan Anya dan langsung keluar dari ruangan tersebut.
Diana mengerutkan keningnya. "Mengapa kamu tidak bisa menanyakannya di depan Aiden?"
"Ibu, aku sangat mirip dengan putri Paman Galih. Bukan hanya ayah saja yang mencurigainya, tetapi istri Paman Galih juga. Tentu saja aku percaya pada ibu, tetapi …"
Diana menyelanya dengan tatapan serius. "Apakah kalian berdua semirip itu?"
"Aku akan menunjukkan fotonya padamu," Anya langsung mengingat saat Keara meminta untuk berfoto bersamanya di pesta ulang tahun Bima. Ia mencari foto itu di ponselnya dan langsung menunjukkannya pada ibunya. "Sebenarnya kalau dilihat baik-baik, kami tidak semirip itu, tetapi sekilas …"
Melihat foto tersebut, Diana juga terkejut. "Kenapa bisa wajahmu mirip dengannya? Tetapi aku memang benar-benar tidak ada hubungan apa pun dengan Galih."