"Anya, taman ibu juga milikmu. Aku membeli taman itu untukmu. Terserah saja kamu mau melakukan apa pada taman itu. Ibu tidak akan ikut campur," kata Diana pada putrinya.
"Aku ingin mempertahankan taman vanili dan menjual sisanya pada Atmajaya Group. Kemudian, aku ingin mengembalikan uang hasil tanah itu kepada Paman Galih," kata Anya.
Diana terkejut mendengarnya, "Galih? Kita memiliki hutang pada pada Galih?"
"Uang yang ibu gunakan untuk membeli taman bukan uang yang ditinggalkan oleh kakek, tetapi dari Paman Galih. Paman Galih yang memberikan uang itu pada nenek," Anya menjelaskan pada ibunya.
"Apa?" Diana menoleh ke arah pintu dan melihat Galih sedang berdiri di sana.
"Anya, ayo kita keluar sebentar," Aiden menarik Anya keluar dari kamar Diana.
Begitu melangkah masuk ke dalam ruangan, Galih mengangguk untuk mengucapkan terima kasihnya pada Aiden.