Di dalam ruang parfumnya, Anya hanya menyandarkan kepalanya di atas meja dengan mata menerawang. Ia tidak memiliki inspirasi sama sekali.
Tiba-tiba saja, ia menerima telepon dari Nico.
Kepalanya masih bersandar di meja saat ia menatap layar ponselnya dalam dian. Ia tidak ingin mengangkat panggilan itu. Ia tidak ingin bicara dengan siapa pun.
Tetapi Nico tidak menyerah dan terus meneleponnya, berulang kali.
Anya merasa kesal melihat Nico terus menerus menganggunya. Akhirnya, ia menjawab telepon itu dan bertanya dengan suara lemas. "Nico, ada apa?"
"Bibi, gawat! Paman akan pergi makan malam dengan Keara. Harris sudah memesankan tempat untuk mereka. Cepat tangkap mereka!" kata Nico dengan panik.
Berita dari Nico langsung membuat Anya mengangkat kepalanya dari meja. Ia duduk dengan tegak. "Apa maksudmu? Aiden dan Keara akan berkencan?"
"Iya! Sekarang Keara sedang berada di kantor paman dan mereka akan pergi makan malam di sebuah restoran!" teriak Nico.