Pagi sudah tiba,, saatnya menyongsong hari yang baru, Zara mengerjapkan matanya berkali-kali, tak dinyana kali ini ia bisa terlelap walaupun tidak ada yang menemaninya didalam kamar. Entahlah jam berapa Aldi pulang pun ia tak tahu.
Yang paling membuatnya terkaget adalah ia mendapati Aldi tidur disampingnya dengan jarak sangat dekat sampai-sampai ia bisa merasakan deru nafas suaminya pagi ini. Zara tak ingin kehilangan momen langkah seperti sekarang, ia menjelajahi wajah Aldi dengan jemari telunjuknya, hati-hati sangat hati-hati... kalau tiba-tiba Aldi terjaga pasti dia akan malu sekali.
Ada alunan melodi indah seolah terngiang ditelinga, menghadirkan desiran luar biasa yang tak bisa ia ungkapkan, bahagia itulah yang ia tahu saat ini,
entahlah apakah ini cinta??
bagaimana jika sungguh ia jatuh cinta pada seorang Aldi??
haruskah ia menjadi egois dan berusaha merebut hati suaminya??!!
jika ia boleh meminta ia ingin seperti ini saja, waktu berhenti bergerak dan membiarkan Aldi berada selalu disisinya.
Zara tersentak ketika Aldi mulai menggeliat, buru-buru ia duduk sambil menguncir rambutnya yang terurai, lalu tangan kokoh meraih tubuhnya hingga terhempas kembali di ranjang king size mereka, kali ini Aldi mendekap tubuhnya. Jarak mereka tidak lebih dari satu inci. Zara membeku, hanya bola matanya yang bergerak seolah berputar-putar, tak lama ia menerima kecupan dipipi beberapa kali. Sudah lebih dari satu pekan mereka menikah tapi baru kali ini Aldi menyentuhnya diatas tempat tidur.
Dengan jantung berdebar Zara memberanikan diri untuk menghadap wajah suaminya yang belum terjaga, pagi itu Zara menerima kecupan dibibirnya, lembut... sangat lembut,, ia menerima dan membalas tiap sentuhan yang seakan menghipnotis, getaran indah menjalar di sekujur tubuh.
Kali ini Zara mengeratkan pelukannya pada tubuh putih yang bertelanjang dada itu, sungguh ia terbuai dan memasrahkan segalanya ketika tiap sentuhan yang ia terima makin hangat dan dalam, walaupun baru sebatas ciuman.
inikah kado terindah dihari ulang tahun ku??~ batin Zara bahagia.
deg!
Mata Aldi membelalak lebar.. ia baru tersadar dengan apa yang ia lakukan pada Zara.
akh!! sial... umpatnya dalam hati.
segera Aldi melepaskan ciumannya, wajah Zara merona seketika bercampur perasaan heran dengan reaksi Aldi yang terduduk tiba-tiba, nafasnya seakan tersengal.
"Zara... maaf apa yang aku lakukan padamu.. aku sungguh tidak sadar... seharusnya aku..."
Zara meraih bibir suaminya, melumatnya kembali, kalau tadi Aldi melakukan tanpa kesadaran kali ini ia harus merasakan dengan penuh kesadaran, pria itu hanya terdiam, ia tak menyangka istri yang terlihat polos ternyata berani juga.
"aku istrimu... kau suamiku... ini hak ku dan kewajiban mu.. kau paham..." bisik Zara kemudian ia merapikan diri bergegas menuju kamar mandi... ia malu bukan main dengan keberaniannya barusan, meninggalkan Aldi yang terpelongo begok.
~yah.. aku harus egois... maafkan aku Al.. aku akan berusaha memperjuangkanmu sebisaku..~
***
Zara baru keluar dari kamar mandi, ia mendapati muka sebal suaminya.
~ dia yang mencium ku duluan,, tapi kenapa seolah aku pencuri nya~ batin Zara ikut sebal.
Aldi menatap tajam kearah Zara yang sudah berbalut midi dress summer bewarna pink muda yang cantik. Ia pun tak mengerti ada perasaan kesal dan senang yang bercampur jadi satu.
"kenapa kau menatapku seperti itu.. apa aku mirip pencuri??" seloroh Zara tak tahan dengan tatapan penuh intimidasi itu.
Aldi mendengus kesal
"hu... masih tidak mau mengaku... siapa tadi yang mencium ku.." protes Aldi memonyongkan bibirnya.
"ciihhhh... harus aku pasang cctv apa dikamar ini biar fakta yang bicara siapa yang nyosor duluan..." Zara tak mau kalah.
mereka terlibat perdebatan tak penting pagi ini.
"aiihh sudah lah.. bicara dengan wanita memang tidak akan pernah menang..."
"menyebalkan..." umpat Zara segera keluar dari kamar, Karena semua keluarga pasti sudah menunggu untuk sarapan.