下載應用程式
8.86% Terjerat Cinta Kontrak / Chapter 28: Permintaan Reina

章節 28: Permintaan Reina

Serius. wajah Yose sangat takut dan cemas ketika melihat Reina ada di toko neneknya. Bukan apa? Sebab Yose tahu kalau Reina itu paling anti untuk berkunjung ke toko neneknya tersebut karena banyak alasan dan salah satunya adalah karena kumuh.

"Kamu—ngapain di sini?" tanya Yose. Matanya bergetar, membuat Reina cemberut karena reaksi Yose yang berlebihan itu.

"Reina membantu nenek di sini, katanya dia bosan di rumah karena kamu tinggal kerja seharian. Makanya dia ke sini dan membantu nenek." Neneknya yang menjawab membuat Yose hilang kekhawatirannya meski dia masih curiga dengan maksud Reina.

"Reina mau menginap di sini. Kamu juga kan, Yose?" tanya neneknaya.

Reina tahu apa kelemahan Yose. Dia akan melakukan apa saja jika itu adalah permintaan dari neneknya.

"Besok kan libur, sekali-kali menginap di sini tidak apa-apa, kan?" tanya Reina. Jelas sekali jika dia memiliki sebuah tujuan, tapi entah tujuan apa itu.

"Oh—iya nek. Yose akan menginap di sini."

**

Malam harinya, ketika makan malam tiba. Mereka bertiga makan di lantai dua, hanya di sebuah meja pendek dan duduk lesehan di atas lantai.

Siapa yang memasak makanannya? Sudah jelas itu adalah Yose.

Sebelum toko tutup, Yose dan Reina naik ke atas untuk membuat makan malam. Reina ingin membantu, meskipun sebenarnya dia banyak menganggu lelaki itu.

"Aku tidak bisa mengupas bawang," kata Reina.

"Duduk saja di sana," balas Yose.

"Aku ngelap piring saja." Reina mengambil piring, tapi karena ceroboh dia menjatuhkan piring ke atas lantai. Penasaran dengan ekspresi Yose, ternyata lelaki itu tidak marah melainkan membereskan pecahan piring yang jatuh di sekitar kaki Reina.

"Kamu duduk di sana. Duduk diam itu sudah membantu," ucap Yose menunjuk meja dengan matanya.

"Oke." Reina langsung pergi dan duduk di sana. Matanya mengitari di sekitarnya.

Ruangan ini begitu sempit, tapi bagaimana Yose bisa tinggal di sini selama bertahun-tahun di sini?

Ada sebuah kamar kecil yang terbuat dari sekatan triplek. Reina masuk dan sadar jika itu adalah kamar Yose.

Hanya ada satu kasur berukuran single dan meja belajar di ujung kasur. Meja yang sangat kecil dan sederhana.

Lalu di dinding hanya ada sebuah foto ketika di hari ia diwisuda. Dia tersenyum sangat lebar di samping neneknya.

Memang jelas jika Yose sangat menyayangi neneknya. Dan baru kali ini Reina melihat lelaki itu tersenyum lebar seperti ini.

"Aku tidak pernah melihat kamu tersenyum seperti ini sebelumnya," desis Reina.

Ia melirik ke arah lain, tapi tiba-tiba terkejut ketika mendapati Yose sudah ada di belakangnya.

"Makanan sudah siap," ucap Yose.

"Itu kamarmu?"

"Iya, itu kamarku."

"Nanti—kalian berdua tidur di dalam sana ya. Reina tidak perlu takut kotor karena nenek selalu membersihkannya setiap hari kamar Yose," ucap neneknya yang baru saja tiba dari lantai satu.

"Toko sudah tutup nek?" tanya Yose.

"Sudah," jawab neneknya.

Dia berjalan lambat kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Lalu tak lama kemudian dia keluar dan melambai ke Yose dan Reina untuk segera beranjak ke meja makan.

"Nenek senang kalau Reina mau berkunjung ke sini," ucap nenek Yose.

Reina terdiam.

"Dulu nenek pikir, hanya Yose yang menyukai Reina. Tapi ternyata Reina juga menyukai Yose."

GLEK.

Reina menelan ludahnya sendiri. Menyukai Yose? Mana mungkin? Ah, nenek Yose hanya asal menebak dan pasti itu keliru. Mustahil Reina menyukai Yose.

"Nek, sudah. Makan dulu. Sebelum dingin makanannya," ucap Yose.

Makan malam pun sangat menyenangkan. Yose dan neneknya tampak bahagia karena bisa makan malam berdua setelah sekian lama. Dan Reina—dia juga senang bisa makan malam tanpa canggung seperti sebelumnya.

Suasana seperti ini—benar-benar membuatnya seperti memiliki sebuah keluarga.

Hingga malam pun mulai larut dan neneknya memutuskan untuk tidur. dia tak memiliki kamar. Hanya ada sebuah kasur yang berada di sudut ruangan, dan di sanalah neneknya biasa tidur.

Sementara itu Reina dan Yose masih duduk di sana menghadap ke arah tv dan duduk di atas karpet.

"Kamu tidurlah kalau mau tidur," kata Yose. "Aku mau menonton bola dulu."

Besok hari Minggu, pasti lelaki itu akan begadang.

"Mana bisa aku tidur di rumah orang sendirian seperti ini?" protes Reina.

Yose melirik ke arah neneknya. "Aku akan tidur di luar, karena kamarku sangat sempit. Kamu tak akan leluasa."

"Dan nenekmu akan bertanya mengapa kamu tidak tidur denganku tadi malam? Begitu?"

"Bukan begitu, aku hanya tidak mau kamu tidak nyaman—"

"Aku nyaman. Aku takut sendirian dan aku takut bermimpi buruk," tegas Reina. Ia berdiri kemudian masuk ke dalam kamar yang berukuran 2x3 meter tersebut.

Sebenarnya Reina berharap kalau Yose akan masuk ke kamarnya. Menunggu di bibir kasur, Reina terus menatap ke arah pintu yang hanya terbuat dari tirai tipis tersebut.

Lalu senyumnya terbit ketika Yose masuk dengan rambutnya yang sedikit basah. Dia pasti mencuci mukanya dulu sebelum ke kamar.

"Kamu yakin? Kasur ini tidak akan muat untuk kita berdua," ucap Yose.

"Muat. Aku tidak gemuk," balas Reina kemudian dia membaringkan dirinya di atas kasur.

Namun melihat Yose masih membeku di pinggir ranjang. Membuat Reina sedikit kesal sampai dia harus melemparkan sebuah bantal ke arahnya.

Yose melirik, kemudian mengambil sesuatu dari sakunya.

"Aku ingin memberikan ini padamu." Yose menunjukkan sebuah kotak kecil berwarna merah maroon di tangannya.

Reina tak jadi berbaring dan mendekati Yose.

"Ini apa?" tanya Reina.

"Hadiah ulang tahun untukmu."

Reine menerimanya. Ketika dia membuka, ia melihat sebuah kalung. Tidak mahal. Tetapi dia senang karena itu adalah dari Yose.

"Ini tidak mahal," ucap Yose malu.

"Tidak masalah, yang penting kamu mau memberikanku hadiah." Berbeda dari yang dibayangkan oleh Yose. Rupanya Reina sangat menyukai hadiah pemberian darinya itu.

"Pakaikan." Reina memberikan kembali kotak itu pada Yose.

Yose menaikkan kedua alisnya, barulah dia sadar.

Reina membalikkan tubuhnya dan menaikkan sedikit rambutnya.

Yose menelan ludahnya sendiri ketika melihat leher jenjang Reina terpampang jelas di depan matanya. Namun secepat kilat Yose mengalihkan pandangannya karena tak mau Reina memergokinya dan marah padanya.

"Aku suka," kata Reina. Ia memegangi liontin yang terletak di ujung jarinya.

"Syukurlah kalau kamu menyukainya. Aku takut kalau kamu tidak suka karena selera kamu—"

"Kalau kamu yang membelikannya aku suka," ucap Reina sadar tak sadar. Membuat Yose bingung.

Reina membalikkan tubuhnya dan menatap wajah Yose yang kebingungan.

"Oh syukurlah kalau begitu." Yose tersenyum lega.

"Aku ada satu permintaan padamu," ucap Reina tiba-tiba.

"Apa?"

Reina diam lalu menghirup napasnya dalam-dalam.

"Tinggalkan Lara demi aku."

Heh? Apa Yose tidak salah dengar? Mengapa tiba-tiba Reina membuat permintaan seperti itu padanya?


Load failed, please RETRY

禮物

禮品 -- 收到的禮物

    每周推薦票狀態

    Rank -- 推薦票 榜單
    Stone -- 推薦票

    批量訂閱

    目錄

    顯示選項

    背景

    EoMt的

    大小

    章評

    寫檢討 閱讀狀態: C28
    無法發佈。請再試一次
    • 寫作品質
    • 更新的穩定性
    • 故事發展
    • 人物形象設計
    • 世界背景

    總分 0.0

    評論發佈成功! 閱讀更多評論
    用推薦票投票
    Rank NO.-- 推薦票榜
    Stone -- 推薦票
    舉報不當內容
    錯誤提示

    舉報暴力內容

    段落註釋

    登錄