Aku mengambil tempat di sofa seberangnya walaupun Alexei menyuruhku duduk di sebelahnya. Salah satu sudut bibirnya berkedut marah saat melihatku mengambil tempat yang cukup jauh darinya.
Walaupun rencananya membantuku mengembalikan ingatanku terdengar mencurigakan, tapi aku tidak bisa menolaknya begitu saja.
Entah sejauh apa Alexei mengetahui rencanaku dan Alice, yang jelas aku tidak bisa mengakui semua perbuatanku sekarang. Mau tidak mau aku harus mengikuti permainan Alexei saat ini.
Tiba-tiba Ia menampilkan senyuman tipisnya, tapi dibalik senyuman itu pandangan penuh kalkulasinya masih tertuju padaku. Alexei mengangkat salah satu tangannya lalu menyisipkannya ke antara rambut pirang gelapnya.
"Semua ini akan sangat menyenangkan," gumamnya pada dirinya sendiri. Aku tidak bisa mendengar nada sarkasme dalam suaranya.