Ferdinand sangat terkejut, saat mendengar Andrew sudah mengetahui penjualan perkebunan kopi peninggalan keluarganya. Padahal selama ini, ia merasa tak pernah membicarakan hal itu pada siapapun. "Apa Felix yang memberitahumu?" tanyanya dengan tatapan tajam.
"Entah itu takdir atau kebetulan, aku pernah mendatangi Paman Felix tepat di saat Ayah akan menjual perkebunan itu. Yang lebih mengejutkan lagi, Ayah ingin menjual lahan hijau warisan dari Kakek. Apa semiskin itukah Ferdinand Hutama?" sindir Andrew pada ayahnya sendiri. Dia merasa sudah tak bisa menahan diri untuk melakukannya.
Pria tua itu tersenyum kecut menatap anak semata wayangnya. "Kamu pikir, Hutama Corp bisa sebesar itu tanpa campur tangan dariku?" tanyanya sinis. Secara tak langsung, Ferdinand terlalu meremehkan anak kandungnya sendiri. Dia masih belum yakin jika Andrew mampu membangun perusahaan multinasional seperti Hutama Corp. "Apa kabarnya A.H Architec?" ledek Ferdinand pada anaknya.