menikmati secangkir teh di pagi yang cerah memang hal sangat dirindukan oleh Adel. semua hal - hal sederhana yang dulu seringa dia abaikan sekarang malah sering dia rindukan pasalnya waktu yang dimiliki oleh Adel atau Yusuf tidak selonggar saat dulu mereka tinggal di Indonesia.
Adel menyeruput kopi yang baru saja dia tuang ke dalam cangkir. Menikmati wajah tampan suaminya yang selalu tampan setiap harinya.
"Kenapa melihatku seperti itu? kamu terpesona ya sama abang?" tanya Yusuf yang sepertinya tahu apa yang sedang dilakukan oleh Adel meski dia tidak melihat ke arah Adel.
"Selalu, aku selalu terpesona dengan Abang. Kenapa Abang tampan sekali sih?" Puji Adel dengan kedua tangan dia gunakan menyangga dagunya.
"Anugerah Sayang, kamu tidak lihat bagaimana bapak dosen kamu? Ketampananku pasti menurun dari pria tua itu."