Lilin menyala dengan cahaya yang temaram, bergoyang-goyang tertiup angin, meja tempat lilin itu berdiri dikelilingi dengan potongan-potongan jari tangan manusia yang disusun membentuk lingkaran agar lelehan lilin tidak menjalar kemana-mana.
Di sekeliling meja bundar itu terdapat empat orang mengenakan gaun merah, mereka semua saling memandang satu sama lain dengan penuh arti, kursi-kursi yang menyangga tubuh mereka terbuat dari kumpulan tulang belulang yang disatukan sedemikan rupa dan ada tengkorak setengah retak berjejer di bawah sebagai penahan beban kaki.
"Apa Roel berhasil?"
Salah satu dari empat orang ini adalah seorang wanita muda bertubuh tambun, lipstiknya merah menala dan rambutnya yang ikal itu menjuntai di bahunya.
"Ini sudah terlalu lama."
Yang lainnya, seorang wanita kurus, dari sudut bibirnya hingga ke rahangnya terdapat bekas jahitan yang memanjang, seakan tempat itu pernah robek sebelumnya.